SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Pencegahan dan Pengobatan pada Hemoroid/ Wasir
I . Identifikasi masalah
Hemoroid atau ”wasir (ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Hemoroid sudah menjadi masalah kesehatan yang sangat umum. Hemoroid menyebabkan masalah serius dari sekitar 4% (lebih dari 10 juta) dari penduduk AmerikaSerikat. Prevalensi penyakit hemoroid meningkat sampai dengan usia dekade ketujuh kemudian sedikit berkurang. Hemoroid juga mengalami peningkatan pada saat kehamilan akibat tekanan langsung pada vena rektum.
II.
Pengantar
Bidang studi : Penkes (Pendidikan Kesehatan)
Topik : Hemoroid
Sub topik : Pencegahan dan
Pengobatan pada Hemoroid/ Wasir
Sasaran : Mahasiswa
Hari /tanggal : Senin, 15 Septemeber 2014
Jam :
11.00 WIB
Waktu : 20 Menit
Tempat :
Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
III. Tujuan Intuksional Umum (TIU)
Setelah
dilakukan penyuluhan selama 20
menit sasaran mampu memahami tentang pencegahan dan pengobatan pada Haemoroid.
IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)
a.
Menyebutkan tentang pengertian
Hemoroid/ wasir
b.
Menyebutkan gejala Hemoroid
c.
Menyebutkan cara klasifikasi Hemoroid
d.
Menyebutkan penyebab Hemoroid
e.
Menyebutkan cara pencegahan Hemoroid
f.
Menyebutkan cara pengobatan Hemoroid
V.
Materi
Terlampir
VI. Metode :
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
VII. Media
1.
Materi SAP
2.
PPT
VIII. kegiatan pembelajaran
No
|
Waktu
|
Kegiatan
role play model
|
Kegiatan
peserta
|
1.
|
3
menit
|
Pembukaan
1.
Memberikan salam
2.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.
Menyebutkan pokok bahasan yang akan di
sampaikan
4.
Appersepsi
5.
Kontrak
Waktu
|
1. Menjawab
salam
2.
mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
10
menit
|
Pelaksanaan materi
Pelaksanaan
materi penyuluhan secara berurutan dan terartur
|
Menyimak dan memperhatikan
|
|
|
Materi :
a.
Pengertian Hemoroid/ wasir
b.
Gejala
Hemoroid
c.
Cara klasifikasi Hemoroid
d.
Penyebab
Hemoroid
e.
Cara
pencegahan Hemoroid
f.
Cara
pengobatan Hemoroid
|
|
3.
|
5
menit
|
Evaluasi :
1.
Bertanya
pada Audien tentang materi yang telah dijelaskan
2.
Memberi
kesempatan kepada audience untuk bertanya
3.
Memberikan
kesempatan kepada udience untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
|
Bertanya dan menjawab pertanyaan
|
4.
|
2
menit
|
Penutup
1.
Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
2.
Uapan
Terimah Kasih
3.
mengucapkan salam
|
Menjawab salam
|
IX.
Pengesahan
Yogyakarta,
11 Agustus 2014
Sasaran
Mahasiswa
|
|
Penyuluh
Siti Nurul Rahayu
|
|
Mengetahui
Pembimbing
Materi Penyuluhan
|
|
X. Evaluasi
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis
pertanyaan : lisan
Jumlah
soal : 2 soal
XI.
Lampiran
materi
Pengertian
Hemoroid/ wasir
Hemoroid adalah pelebaran varices satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis (Mansjoer, 2000). Hemoroid atau ”wasir (ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).
Gejala dan Gejala Hemoroid
Menurt Smeltzer (2001) :
1.
Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2.
Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
3.
Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
4.
Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
5.
Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.
6.
Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan mucus.
Cara klasifikasi
Hemoroid
1.
Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
a)
Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
b)
Derajad II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c)
Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.
d)
Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk kembali.
2.
Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :
a)
Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
b)
Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Penyebab Hemoroid
1.
Kelainan organis
-
Serosis hepatic
-
Trombosis vena porta
-
Tumor intra-abdominal, terutama pelvi
2.
Idiopatik, predisposisi:
-
Herediter : kelemahan pembuluh darah
3.
Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat.
4.
Gravitasi: banyak berdiri
5.
Tekanan intra abdominal yang meningkat : batuk kronis, mengejan.
6.
Tonus spinter ani lemah
7.
Obstipasi atau konstipasi kronis
8.
Obesitas
9.
Diit rendah serat
10.
Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:
-
Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.
-
Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormone
-
Mengedan selama partus
Cara pencegahan Hemoroid
1.
Sertakan lebih banyak serat dalam diet, seperti sayuran, buah-buahan.
2.
Minum air putih 6-8 gelas setiap hari.
3.
Jangan regangan atau duduk ditoilet dalam waktu yang lama daripada waktu yang diperlukan.
4.
Jika aktivitas pekerjaan utama adalah duduk, selalu berdiri atau berjalan selama waktu istirahat anda.
5.
Buatlah titik untuk berdiri dan berjalan setidaknya 5 menit setiap jam dan sering mencoba bergeser di kursi untuk menghindari tekanan dubur secara langsung.
6.
Hindari mengangkat berat, karena hal ini dapat memberikan tekanan pada pembukaan dubur.
7.
Berolahraga secara teratur.
Cara pengobatan Hemoroid
Wasir pada dasarnya tidak membutuhkan
pengobatan,kecuali menunjukkan gejala dan menganggu penderita.Meski tidak
mematikan seperti penyakit jantung,kanker atau stroke,penyakit ini berpotensi
menurunkan kualitas hidup penderita.Rasa tidak nyaman akibat bengkak pada
anus,bisa menguragi produktivitas.Karena itu,pemberian terapi pada hemoroid akan sangat membantu
meningkatkan kualitas hidup serta menghindari komplikasi.Untuk derajat
tertentu,jika telah terjadi perdarahan dan prolapstindakan invasif menjadi
pilihan terakhir.
Pengobatan
hemoroid sendiri terdiri dari pengobatan medis dan pembedahan.Pengobatan medis
terdiri terdsiri dari farmakologis,farmokologis dan tindakan minimal
invasive.Pengobatan medis non farmakologis berupa perbaikan pola hidup,yang
mencakup meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi dan memperbanyak
minum.Juga,mengubah kebiasaan buang air besar (defeksi).Memperbaiki pola cara
bung air besar(BAB),merupakan pengobatan dalam setiap bentuk dan derajat
hemoroid.
Dianjurkan dalam posisi jongkok waktu
BAB menjaga kebersihan local, dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15
menit 3x sehari.Pasien dinasehati untuk tidak terlalu banyak duduk atau tidur,
namun banyak bergerak/jalan.Pasien harus banyak minum ,30-40 cc/kbBB/hari,dan
banyak makanan serat (dianjurkan sekitar 30 gram/hari) seperti
buah-buahan,sayuran,sereal dan bila perlu suplementasi serat.Makanan yang
terlalu berbumbu atau terlalu pedas harus dihindari.
Mandi di bak mandi dengan air
hangat,biasanya dapat mengurangi rasa sakit di perianal.Hal ini mungkin karena
air hangat dapat merelaksasai meksnisme spinkter dan spasme.Sebuah literatur
menyebutkan, kompres es dapat menguragi nyeri akibat thrombosis akut.Sebagian
besar pasien melihat adanya perbaikan atau resolusi komplit dari gejala-gejala
yang mereka alam, dengan tindakan konservasif di atas. Pengobatan diarahkan
hanya pada gejala dan bukan penampakan hemoroid.
Jika pasien mengeluhkan nyeri hebat,
kemugkinan ia menderita hemoroid ekternal akibat thrombosis.Ini biasanya membaik
dalam 7-10 hari, tetapi jika tetap
terasa sakit da luar periode tersebut, bisa di lakukan eksisi untuk
menghilangkan thrombus. Penggunaan dressing penekan, bisa menjadi pilihan
pengobatan.
Pengobatan Farmakologis
Pengobatan farmakologis non spesifik
meliputi laksatif, analgesik, antiinflamasi dan obat-obatan topikal(mengandung
anatesi local dan steroid).Sementara obat-obatan spesifik untuk hemoroid (agen
phlebotropik) yang ada saat ini adalah flavonoid, mencakup micronised diosmin dan hesperidin dan hidrosomin.
Obat-obatan ini secara signifikan
menurunkan gejala dan mencegah
terjadinya rekurensi.Bahkan sebuah studi menemukan, pemberian diosmin
dan hesperidin sama efektif dengan rubber
band ligation, dengan efek samping yang lebih kecil.
1. Laksatif
Laksatif dalam bentuk serat dapat
membantu menguragi gejala hemoroid, terutama perdarahan. Sebuah tinjauan
dilakukan P.Alonso dan kawan-kawan terhadap tujuan hasil penelitan melibatkan
378 pasien, yang secara acak dibrri serat atu non serat.Meta analisa ini menunjukan, laktasif dalam
pengobatan hemoroid simtomatik.
2. Diosmin-Hesperidin
Keduanya biasa difomulasi sebagai micronized purified flavonoid fraction (MPFF)
unik, yang mengandumg 90% diosmin dan 10% hesperidin. Hesperidin diektrak dan
genus citrus dengan spesies Rutaceae aurantieae, suatu tipe jeruk
kecil yang biasa ditemukan di daratan Spanyol, Afrika Utara dan China,sementara
diosmin yang merupakan senyawa flavonoid diperoleh melalui proses sintesa,
mulai dari bahan baku.
Melalui mikronisasi, kedua bahan aktif
tersebut mengalami proses penggilingan dengan teknologi tinggi. Sebuah jet of air at supersonic velocities mampu
mengurangi ukuran partikel standar dari 37µm, hingga kurang dari 2µm.Akibatnya,
penyerapan keduanya jadi lebih cepat dan lebih baik, sehingga bisa meningkatkan
bioavailabilitas. Implikasinya tentu mengarah pada efikasi klinis yang lebih
cepat dan superior.
Kedua senyawa tersebut memiliki
mekanisme kerja yang unik. Layaknya noradrenalin, obat ini mengakibatkan
kontraksi vena,menurunkan ekstravasasi
dari kapiler dan menghambat reaksi inflamasi terhadap prostaglandin terhadap
prostaglandin (PGE2, PGF2). Detailnya, diosmin-hesperidin dengan tepat
bisa memerangi secara simultan semua
aspek patologik dari penyakit pembuluh darah,
hympatic dan mikrrosirkulasi.
Laporan dari Divisi Gastroenterology
Departemen Ilmu Penyakit Dalam,FKUI /RSCM (2000) menunjukkan, pengobatan dengan
diosmin dan hesperidin satu tablet 2x sehari selama 8 minggu, secara signifikan
menurumkanm derajat hemoroid.Sementara penelitian plasebo terkontrol buta ganda yang dilakukan Ho dan
kawan-kawan melaporkan, pengobatan dengan satu tablet kombinasi diosmin dan
hesperidin 1x sehari selama 2 bulan,
secara signifikan mengurangi gejala.
3. Kombinasi Bismuth
Kombinasi bismuth subgallate, bismuth
recorsin, bismuth subiodide dan Zn oxide bisa meredakan gejala pa hemoroid
eksterna dan interna tanpa komplikasi & fisura ani. Kombinasi obat ini juga
bisa ditambahkan dengan suatu kortikosteroid (hidrokortison), yang menguragi
gatal,bengkak dan kemerahan pada inflamasi.
4. Polidokanol
Polidokanol merupakan sclerosing agent yang efektif. Obat ini
mengandung 95% hydroxypolyetboxydodecane
dan 5% ethyl alcohohol. Polidokanol juga dikenal sebagai obat yang memiliki
risiko komplikasi yang rendah.
5. Asam Tranexamik
Asam tranexamik adalah salah satu agen
hermostatik yang dapat menghentikan perdarahan dan mencegah perdarahan ulang.
Mekanisme kerja obat ini adalah menghambat konversi plasminogen menjadi plasmin yang mencegah
lisis klot darah, meningkatkan sistim
kolagen dan menstabilkan klot darah.
Sebuah penelitian placebo terkontrol buta
ganda yang dilakukan di Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM, melibatkan 54
pasien dengan perdarahan hemoroid melaporkan, asam tranexamik dapat
menghentikan perdarahan ulang secara signifikan disbanding placebo.
6. Obat Bebas
Banyak obat
bebas yang bisa di gunakan untuk mengobati hemoroid. Ini biasanya obat yang
sama yang digunakan untuk mengatasi
gejala anal, seperti gatal atau tidak nyaman. Beberapa penelitian menunjukkan,
obat-obatan ini tidak berdampak pada hemoroid, hanya menurunkan gejala hemoroid.
Produk-produk yang digunakan untuk
pengobatan hemeroid tersedia dalam bentuk ointments, creams, gels,
suppositories, foams dan pads.Saat digunakan pada anal canal, produk-produk ini
dimasukkan dengan jari atau suatu pipa. Sebelum dimasukkan, pipa harus diberi
pelumas.
7. Protektan
Proktetan mencegah iritasi daerah
perianal dengan membentuk barier fisik pada kulit, yang mencegah kontak kulit
yang teriritasi dengan cairan atau kotoran yang berpotensi memperburuk
kondisi.Barier tersebut menurunkan iritasi, rasa gatal, sakit dan rasa
terbakar.
Protektan meliputi:
-
Aluminium
-
Cococa buter
-
Glycerin
-
Kaolin
-
Lanolin
-
Minyak mineral
-
White petrolatum
-
Starch
-
Zinc oxide
atau calamine (yang mengandung zinc oxide) dalam konsentrasi sampai 25%
Astrigents
Astrigents
menyebabkan koagulasi protein dalam sel kulit perianal atau lapisan kanal anal.
Hal ini menyebabkan kulit kering, yang pada akhirnya membantu mengurangi rasa
terbakar, gatal dan sakit.
Astrigents meliputi:
-
Calamine 5-25%
-
Zinc oxide 5-25%
-
Witch hazel 10-50%
Antiseptik
Antiseptik
menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Belum jelas, apakah antiseptik lebih efektif dari sabun
dan air.
Contoh antiseptic meliputi:
-
Boric acid
-
Hydrastis
-
Phenol
-
Benzalkonium chloride
-
Cetylpyridinium chloride
-
Benzenthorium choloride
Keratolitis
Keratolitik
adalah kimia yang menyababkan lapisan terluar kulit atau jaringan lain
mengelupas.Alasan digunakan obat ini, agar obat-obatan yang digunakan pada anus
dan daerah perianal dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam. Dua agen
keratolitik yang disetujui FDA adalah:
-
Alumunium chlorhydroxy
allantoinate 0,2-2,0%
-
Resoncinol 1-3%
Anlgesik
Produk-produk analgesik, seperti produk
anatesi, menguragi rasa sakit, gatal dan terbakar dengan menekan reseptor dari
saraf rasa sakit.
Contoh
analgesik:
-
Menthol 0,1 – 1,0% (lebih besar
dari 1,0% tidak dianjurkan)
-
Camphor 0,1 – 3% (lebih besar
dari 3% tidak dianjurkan)
-
Juniper tar 1 – 5%
Kortikosteroid
Kortikosteroid menentukan inflamasi dan mengurangi rasa
gatal. Jika digunakan berkepanjangan , bisa menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit.
Sedangkan menurut
HIST (Hemorrhois Institut of South Texas) pembedahan yang sering dilakukan
dengan indikasi tatalaksana :
a.
Hemoroid internal derajad II
b.
Hemoroid derajad III dan IV dengan gejala
c.
Mukosa rectum menonjol keluar anus
d.
Hemoroid derajad I dan II dengan disertai penyakit fisura
e.
Kegagalan piñata laksanaan konservatif
f.
Permintaan pasien
Adapun
pembedahan yang sering dilakukan:
1.
Skleroterapi
Tehnik dilakukan dengan injeksi 5 ml oil phenol 5%, vegetable oil, quinine, dan urea
hydrochlorate atau hypertonic salt solution. Lokasi injeksi adalah sub mukosa
hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut adalah edema. Reaksi inflamasi dengan
proliferasi fibroblast, dantrombosis intravascular. Tehnik ini murah dan mudah
dilakukan tapi jarang dilaksanakan karena tingkat kegagalan yang tinggi.
2.
Ruber band Ligation
Ligasi jaringan hemoroid dengan rubber
Band menyebabkan iskemia. Ulserasi dan scarring ke dinding rectum. Komplikasi prosedur
ini adalah nyeri dan perdarahan.
3.
Infrared Thermogulation
Sinar inframerah masuk kejaringan dan
berubah menjadi panas. Prosedur ini menyebabkan koagulasi, oklusi, dan
sklerosis jaringan hemoroid. Tehnik ini singkat dan dengan komplikasi yang
minimal.
4.
Bipolar Diarthemy
Menggunakan energy listrik untuk
mengkoagulasi jaringan hemoroid dan pembuluh darah yang memperdarahinya.
5.
Laser haemorrhoidectomy
6.
Stappled haemorrhodopexy
7.
Tehnik dilakukan dengan mengeksisi jaringan hemorrhoid pada bagian proximal
dentate line. Keuntungan pada Stappled haemorrhodopexy adalah berkurangnnya
rasa nyeri pasca operasi. Selain itu tehnik ini juga aman dan efectif sebagai
haemorrhoidectomy.
XII. Daftar pustaka
Alimul, H. A. A. 2007. Riset keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/.
Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari website http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?prm=artikel&yar=detail&id=27.
Carpenito, L. J. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Chandrasoma, T. 2006. Ringkasan patologi anatomi. Edisi2. Jakarta: EGC.
Chandrasoma, T. 2006. Ringkasan patologi anatomi. Edisi2. Jakarta: EGC.
Corwin, E. J. 2000. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doenges, M. E. 2000. Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar