BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama
dibidang biologi dan kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema
etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi ( catalona,1991 ).
Etika adalah peraturan atau norma
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan
dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan
suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu pertimbangan
yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau salah, kebajikan atau
kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi atau penerapan
teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak dalam
kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang
menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Nilai-nilai (values) adalah suatu
keyakinan seseorang tentang penghargaan suatu standar atau pegangan yang
mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu
organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal.
Moral hampir sama dengan etika,
biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat
penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum , adat dan praktek
profesional.
Perawat atau bidan memiliki komitmen
yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar
perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan dan berlanjut pada
diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis
mencapai puncaknya bila perawat atau bidan
mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk
membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali
menggunakan dua pendekatan : yaitu pendekatan berdasarkan asuhan
keperawatan/kebidanan.
Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip,
sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan bimbingan untuk tindakan
khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan 4 pendekatan prinsip dalam etika
biomedik antara lain :
1.
Sebaiknya mengarah langsung untuk
bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang.
2.
Menghindarkan berbuat suatu
kesalahan
3.
Bersedia dengan murah hati
memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya.
4.
Keadilan menjelaskan tentang manfaat
dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan
terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam bertindak. Cosntoh :
seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi bayi yang
lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan tapi pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana skalipun. Disini terlihat adanya
kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya
tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang
besar . Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu
yang penting dalam etika.
Terutama kemajuan dibidang biologi
dan kedokteran, telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika
kesehatan yang sebagian besar belum teratasi (cakalano,1991). Kemajuan
teknologi saat ini telah meningkatkan kemampuan bidang kesehatan dalam
mengatasi kesehatan dan memperpanjang usia. Jumlah golongan usia lanjut yang
semakin banyak, keterbatasan tenaga perawat, biaya perawatan yang semakin
mahal, dan keterbatasan sarana kesehatan, telah menimbulkan etika perawatan
bagi individu perawat atau persatuan perawat (Mc.Croskey,1990)
BAB II
ISI
A. TEORI ETIK,
MORAL DAN NILAI
Kode etik adalah prinsip etik yang
digunakan oleh semua anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka
sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk tindakan profesional
mereka. Kode etik disusun dan disahkan
oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional
maupun internasional.
Ketika teori etik diaplikasikan pada pengetahuan yang
perawat miliki, maka perawat itu membentuk struktur yang penting untuk melatih
memecahkan dilema etik dengan menggunakan teorintersebut. Bergantung pada teori
atau sistem etik yang digunakan, keputusan yang sama atau berbeda untuk suatu
tindakan dapat tercapai. Teori etik tidak dapat memberikan solusi untuk dilema
etik seperti buku reesep masakan. Akan tetapi, teori etik dapat memberikan
kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang apat perawat aplikasikan pada
situasi etik tertentu.
Moral adalah prinsip-prinsip ukuran
prilaku yang baik atau buruk dan tentang prinsip nilai-nilai tang dipertahankan
dalam kehidupan sehari-hari yang sifatnya informal. Adapun selintas perngertian
nilai yaitu suatu alat untuk mengukur
kejadian dilema etis sehingga perawat lebih menyadari hak-hak klien dan hak
dirinya dan ini menjadikan pertimbangan bagi seorang perawat.
B. PENGERTIAN YANG BERKAITAN
DENGAN DILEMA ETIK
1.
Etik adalah norma-norma yang
menentukan baik buruknya tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun
bersama sama dan mengatur hidup kearah tujuannya (Pastur Scalia,1971)
2.
Etik Keperawatan adalah norma-norma
yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega
atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional.
Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat, dan
interaksi sosial dalam lingkungan.
3.
Kode etik keperawatan. Kode etik
adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah diterima oleh
suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat,
teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain yang berfungsi untuk :
·
Memberikan dasar dalam mengatur
hubungan dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain,
masyarakat dan profesi keperawatan.
·
Memberikan dasar dalam menilai
tindakan keperawatan
·
Membantu masyarakat untuk mengetahui
pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan
·
Menjadi dasar dalam membuat
kurikulum pendidikan keperawatan (Kozier & Erb, 1998)
4.
Dilema etik adalah suatu masalah
yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak
dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap alternatif
memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat
karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan. Menurut Thompson dan Thompson (1985) dilema etik merupakan
suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Didalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang salah. Untuk
membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang
rasional dan bukan emosional.
C. PRINSIP-PRINSIP
MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
Prinsip
moral merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu
sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu
tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam situasi tertentu. (Jhon
Stone, 1989)
1)
Otonomi
Prinsip
otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompoten dan memiliki kekuatan sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip
otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
2)
Benefisiensi
Benefisiensi
berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kesalahan atau kejahatan kebaikan menjadi
konflik dengan otonomi.
3)
Keadilan (justice)
Prinsip
keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4)
Nonmalefisien
Prinsip ini
berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik. Segala
tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah aman.
5)
Veracity (kejujuran)
Prinsip
veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat komprehensif dan obyektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.
6)
Fidelity
Prinsip
fidelity individu untuk menghargai janji dan komitmennnya terhadap orang lain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
7)
Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam
prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privacynya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
yang lain harus dicegah.
D.
MASALAH –
MASALAH ETIK MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
Masalah Etik
Moral Yang Mungkin Terjadi
Perawat harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :
Perawat harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :
a) Untuk
melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
b) Untuk
mengetahui masalah yang perlu diperhatikan
Kesulitan
dalam mengatasi situasi :
a) Kerumitan
situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
b) Pengertian
kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan faktor-faktor
subyektif lain
Langkah-langkah
penyelesaian masalah :
1. Melakukan penyelidikan yang memadai
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
1. Melakukan penyelidikan yang memadai
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek keperawatan :
1) Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam keperawatan karena :
1) Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam keperawatan karena :
·
Bertanggung jawab terhadap keputusan
yang dibuat
·
Bertanggung jawab terhadap keputusan
yang diambil
2) Untuk dapat menjalankan praktik
keperawatan dengan baik dibutuhkan :
·
Pengetahuan klinik yang baik
·
Pengetahuan yang Up to date
·
Memahami issue etik dalam pelayanan
keperawatan
3) Harapan perawat dimasa depan :
·
Perawat dikatakan
profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik keperawatan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994)
·
Dengan memahami peran perawat tanggung jawab profesionalisme terhadap patien atau
klien akan meningkat
·
Perawat berada
dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang
etika untuk menerapkan dalam strategi praktik keperawatan
E. LIMA PROSES PENYELESAIAN ETIS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT:
a) Mengumpulkan,
menganalisa dan menginterpretasikan data
Mendapatkan
data sebanyak mungkin tentang dilema atau permasalahan yang akan di selesaikan.
Diantara masalah tersebut yang penting untuk diketahui adalah harapan pasien,
keluarga, dan luasnya masalah fisik yang dihadapi pasien serta emosi yang dapat
menyebabkan dilema bagi pasien.
Situasi etik
yang biasa perawat hadapi sewaktu-waktu adalah ketika harus atau tidak
melakukan resusitasi pada pasien dirumah sakit dengan penyakit yang
dihadapinya.
Dokter
sering memberikan instruksi bagi staff perawat untuk tidak melakukan resusitasi tetapi melakukan
tindakan yang membuat keluarga merasa tenang.dilema perawat adalah ketika
berusaha untuk memulihkan atau memberikan rasa nyaman bagi pasien yang
mempunyai dilema.setelah mengumpulkan informasi, maka perawat perlu untuk
menggabungkan pilihan informasi yang didapat untuk memperjelas atau mempertajam
fokus dari permasalahan yang dihadapi pasien atau klien.
b) Merumuskan
dilema atau permasalahan yang terjadi
Setelah
mengumpulkan dan menganalisa semua informsi yang ada,maka perawat perlu untuk
merumuskan permasalahan sejelas mungkin.secara umum, prinsip dimana harapan
pasien harus diikuti secara jelas jika tidak melampau batas kewajaran. Apabila
pasien menjadi tidak responsive sebelum mengekspresikan keinginan mereka,
kemudian juga keinginan keluarga haruslah diberikan pertimbangan yang serius.
Akan terjadi pula masalah yang baru jika apabila keinginan keluarga berlawanan
dengan keinginan pasien, jadi kita sebagai perawat yang profesional harus dapat
memberikan penyelesaian yang etis sesuai dengan kode etik keperawatan yang
akhirnya dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien.
c) Mempertimbangkan
pilihan tindakan
Setelah
merumuskan permasalahan sejelas mungkin, buatlah daftar semua kemungkinan
tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan etis.
Keperluan
mendasar ini haruslah suatu aktivitas tukar pikiran dengan mempertimbangkan
semua kemungkinan tindakan yang dapatdilakukan. Proses pertimbangan ini dapat
memerlukan input/masukan dari sumber lain seperti: teman sejawat,dokter atau
pihak lain yang dapat memberikan masukan.
d) Menganalisis
kekuatan dan kelemahan dari tiap tindakan
Beberapa
tindakan yang muncul selama langkah sebelumnya dalam proses penyelesaian etis
ini menjadi lebih realistis, ini menjadi bukti nyata dalam langkah ini, ketika
kekuatan dan kelemahan dari setiap tindakan dipertimbangkan secara jelas.
Seiring dengan tiap pilihan, konsekuensi dalam mengambil tiap tindakan haruslah
dievaluasi secara keseluruhan. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian,
maka perawat harus bisa memberikan penyelesaian etis selama pasien berada di
rumah sakit agar merasa nyaman dan dilindungi.
e) Membuat
keputusan
Bagian yang
sulit dari proses ini adalah ketika mengambil keputusan dan kemudian mengikuti
konsekuensinya. Biasanya dilema etik,atau permasalahan yang dihadapi pasien
menimbulkan perbedaan pendapat. Tidak semua orang senang dengan keputusan yang
perawat ambil. Keputusan yang paling baik yang diharapkan adalah keputusan yang
berdasarkan penyelesaian etis.Harapan pasien hampir selalu mendukung keputusan
independent dari pelayanan kesehatan profesional. Penyelesaian secara
kolaboratif antara pasien, dokter, perawat dan keluarga adalah yang yang ideal
dan cenderung untuk menghasilkan tujuan yang maksimal sesuai harapan pasien.
F.
KERANGKA KONSEP PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK
Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain :
1.
Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima
langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
1)
Mengkaji situasi
2)
Mendiagnosa masalah etik moral
3)
Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4)
Melaksanakan rencana
5)
Mengevaluasi hasil
2.
Kerangka pemecahan dilema etik
(Kozier & Erb, 1989)
1)
Mengembangkan data dasar. Untuk
melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin
meliputi :
·
Siapa yang terlibat dalam situasi
tersebut dan keterlibatannya
·
Apa tindakan yang diusulkan
·
Apa maksud dari tindakan yang
diusulkan
·
Apa konsekuensi-konsekuensi yang
mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
2)
Mengidentifikasi konflik yang
terjadi berdasarkan situasi tersebut
3)
Membuat tindakan alternatif tentang
rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau
konsekuensi tindakan tersebut
4)
Menentukan siapa yang terlibat dalam
masalah tersebut.
5)
Mengidentifikasi kewajiban perawat
6)
Membuat keputusan
3.
Model Murphy dan murphy
1)
Mengidentifikasi masalah kesehatan
2)
Mengidentifikasi masalah etik
3)
Siapa yang terlibat dalam
pengambilan keputusan
4)
Mengidentifikasi peran perawat
5)
Mempertimbangkan berbagai
alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
6)
Mempertimbangkan besar kecilnya
konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
7)
Memberi keputusan
8)
Mempertimbangkan bagaimana keputusan
tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan klien
9)
Analisa situasi hingga hasil aktual
dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu
membuat keputusan berikutnya.
4.
Model Curtin
1)
Mengumpulkan berbagai latar belakang
informasi yang menyebabkan masalah
2)
Identifikasi bagian-bagian etik dari
masalah pengambilan keputusan
3)
Identifikasi orang-orang yang
terlibat dalam pengambilan keputusan
4)
Identifikasi semua kemungkinan
pilihan dan hasil dari npilihan itu
5)
Aplikasi teori, prinsip dan peran
etik yang relevan
6)
Memecahkan dilema
7)
Melaksanakan keputusan
5.
Model Levine – Ariff dan Gron
1)
Mendefinisikan dilemma
2)
Identifikasi faktor-faktor pemberi
pelayanan
3)
Identifikasi faktor-faktor bukan
pemberi pelayanan
·
Pasien dan keluarga
·
Faktor-faktor eksternal
4)
Pikirkan faktor-faktor tersebut satu
persatu
5)
Identifikasi item-item kebutuhan
sesuai klasifikasi
6)
Identifikasi pengambil keputusan
7)
Kaji ulang pokok-pokok dari
prinsip-prinsip etik
8)
Tentukan alternatif-alternatif
9)
Menindaklanjuti
6.
Langkah-langkah menurut Purtillo dan
Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4
langkah dalam membuat keputusan etik
1)
Mengumpulkan data yang relevan
2)
Mengidentifikasi dilema
3)
Memutuskan apa yang harus dilakukan
4)
Melengkapi tindakan
7.
Langkah-langkah menurut Thompson
& Thompson (1981) mengusulkan langkah model keputusan biotis
1)
Meninjau situasi untuk menentukan
masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk
individual
2)
Mengumpulkan informasi tambahan
untuk mengklasifikasi situasi
3)
Mengidentifikasi issue etik
4)
Menentukan posisi moral
5)
Menentukan posisi moral pribadi dan
profesional
6)
Mengidentifikasi posisi moral dari
petunjuk individual yang terkait
7)
Mengidentifikasi konflik nilai yang
ada
G. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
ETIK
Dalam
menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan dokter tidak
menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat
menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan
pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu
cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde (Bioetics
Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan
untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka
tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUMAH
a.
Agama dan adat istiadat
Agama serta
latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan
etis. Setiap perawat disarankan memahami nilai yang diyakini maupun kaidah
agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua
akan semakin banyak pengalaman dan belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa
dirinya dan nilai yang di yakininya.
b.
Faktor sosial
Faktor ini
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan
peraturan perundang-undangan. Nilai-nilai yang diyakini masyarakat berpengaruh
pula terhadap keperawatan.
c.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan
dibidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang
usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara
prosedur baru, dan bahan atau obat-obatan baru.
d.
Faktor legislasi dan keputusan
yuridis
Saat ini
aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah rtika kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi
suatu bidang ilmu dan perundang-undangan baru yang bnayak disusun untuk
menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan
masalah hukum kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang praktik
keperawatan dan keputusan menteri kesehatan yang mengatur registrasi dan
praktik perawat.
e.
Faktor dana dan keuangan
Dana/
keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik.
Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak
berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun
pemerintah telah mengalokasikan dana yang kesehatan besar untuk pembangunan
kesehatan, dana ini belum seluruhnya dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan
sehingga partisipasi swasta dan mayarakat banyak digalakkan.
BAB III
CONTOH KASUS DILEMA
ETIK
A. KASUS:
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kangker payudara terminal
dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterpi dan radiasi.Wanita itu mengalami nyeri tulang yang hebat di
mana sudah tidak dapat lagi di atasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu di tunjukan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat ketika merubah posisinya. Walaupun klien tanpak bisa tidur, namun ia sering meminta obat analgasik, dan keluarganya meminta penambahan dosis pemberian obat analgesic. Saat di
lakukan diskusi perawat, di simpulkan bahwa penambahan obat analgesic dapat mempercepat kematian klien.
B. Model Keputusan Dilema
Etik
Ada
3 model:
1.
Model
pertama
a.
Identifikasi Masalah:
Klarifikasi masalah dilihat dari nilai dan konflik nilai hati nurani. Perawat
harus mengkaji keterlibatannya pada masalah etika yang timbul dan mengkaji para
meter untuk proses pembuatan keputusan.
b.
Perawat harus
mengumpulkan data tambahan: Informasi yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi
orang yang dekat dengan klien yang terlibat dalam membuat keputusan dalam klien
harapan atau keinginan klien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan.
c.
Perawat harus
mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada pembuat
keputusan. Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi termasuk hasil yang mungkin
diperoleh beserta dampaknya.
d.
Perawat harus
memikirkan masalah etik secara berkesinambungan.Ini berarti perawat
mempertimbangkan nilai dasar manusia yang menjadi pusat masalah dan prinsip
etis yang dapat berkaitan dengan masalah.
e.
Pembuat keputusan harus
membuat keputusan.Ini berarti bahwa pembuat keputusan memilih tindakan yang
menurut mereka keputusan mereka.
f.
Tahap akhir adalah
melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.
2. Model kedua
a.
Mengenali dengan tajam
masalah yang terjadi apa intinya, apa sumbernya dan hakikat masalah.
b.
Mengumpulkan data atau
informasi yang berdasarkan fakta, meliputi semua data yang termasuk variable
masalah yang tidak dianalisis secara teliti.
c.
Menganalisis data yang
telah diperoleh dan menganalisis kejelasan yang terbaik, bagaimana kedalaman
dan infeksitas kertelibatannya, relevasi keterlibatannya dengan masalah etika.
d.
Berdasarkan analisis
yang baik yang telah dibuat,mencari kejelasan etika yang relevan untuk
penjelasan masalah dengan mengemukakan
konsep filsafat yang mendasari etika maupun konsep sosial budaya yang
menentukan ukuran yang diterima.
e.
Mengonsepkan
argumentasi sesuai jenis isu yang didapati merasionalisasikan kejadian,
kemampuan membuat alternatif tentang tindakan yang akan diambil.
f.
Langkah selanjutnya
mengambil tindakan,setelah semua alternatif diuji terhadap nilai yang ada
didalam masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut dikatakan
sah (valid) secara etis.
g.
Langkah terakhir adalah
mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan mencapai hasil yang diinginkan,
mencapai tujuan penyelesaian masalah. Bila belum berhasil, harus mmengkaji lagi
hal-hal apa yang menyebabkan kegagalan dan menjadi umpan balik untuk masalah
pencegahan atau penyesuaian masalah secara ulang.
3.
Model
ketiga
a. Tinjauan
ulang situasi yang dihadapi untuk menentukan masalah kesehatan. Keputusan yang
dibutuhkan komponen etis indvidu keunikan.
b. Kumpulan
informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
c. Identifikasi
aspek etis dari masalah etis dari masalah yang dihadapi.
d. Ketahui
atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral professional.
e. Identifikasi
konflik nilai bila ada.
f. Gali
siapa yang harus membuat keputusan.
g. Identifikasi
tentang tindakan dan hasil yang diharapkan.
h. Tentukan
tindakan dan laksanakan.
i.
Evaluasi hasil dari
keputusan atau tindakan.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan kepada pasien atau klien, cakupan tanggung jawab perawat indonesia
adalah meningkatkan derajat kesehatan mencegah terjadinya penyakit, mengurangi
dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan dilaksanakan atas
dasar pelayanan yang sesuai dengan keperawatan profesional sesuai dengan kode
etik keperawatan. Dalam melaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan
berhasil guna, para perawat harus mampu serta ikhlas memberikan pelayanan yang
bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan
ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar praktik keperawatan serta dengan
kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya mencapai
kesehatan secara menyeluruh.
Etik dalam keperawatan mencakup dua hal penting, yaitu
etik dalam hal kemampuan penampilan kerja dan etik dalam hal prilaku manusiawi.
Etik yang berkaitan dengan penampilan merupakan respons terhadap tuntutan
profesi lain, yang mengharapkan bahwa sesuatu yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh kode etik
keperawatan itu sendiri, sedangkan etik yang berkaitan dengan perilaku
manusiawi merupakan reaksi terhadap tekanan dari luar, yang biasanya adalah
individu atau masyarakat yang dilayani. Etik dalam penampilan kerja dinyatakan
dengan kata-kata teknis dan etik.
DAFTAR
PUSTAKA
anthorahan.wordpress.com/2012/11/28/pengambilan-keputusan-dalam-menghadapi-dilema-etika-atau-moral/
http://gede-kertayasa.blogspot.com/2011/11/keseimbangan-cairan-elektrolit-asam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar