Senin, 15 Desember 2014

ETIKA DAN HUKUM PRINSIP MORAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ETIK KEPERAWATAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama dibidang biologi dan kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi ( catalona,1991 ).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum , adat dan praktek profesional.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan  mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan : yaitu pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan/kebidanan.

Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan 4 pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain :
1.      Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap orang.
2.      Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3.      Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya.
4.      Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik dalam bertindak. Cosntoh : seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi bayi yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan tapi pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana skalipun. Disini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar . Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam etika.

Terutama kemajuan dibidang biologi dan kedokteran, telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi (cakalano,1991). Kemajuan teknologi saat ini telah meningkatkan kemampuan bidang kesehatan dalam mengatasi kesehatan dan memperpanjang usia. Jumlah golongan usia lanjut yang semakin banyak, keterbatasan tenaga perawat, biaya perawatan yang semakin mahal, dan keterbatasan sarana kesehatan, telah menimbulkan etika perawatan bagi individu perawat atau persatuan perawat (Mc.Croskey,1990)



BAB II
ISI

A.    TEORI ETIK, MORAL DAN NILAI
Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk tindakan profesional mereka. Kode etik disusun  dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional.
Ketika teori etik diaplikasikan pada pengetahuan yang perawat miliki, maka perawat itu membentuk struktur yang penting untuk melatih memecahkan dilema etik dengan menggunakan teorintersebut. Bergantung pada teori atau sistem etik yang digunakan, keputusan yang sama atau berbeda untuk suatu tindakan dapat tercapai. Teori etik tidak dapat memberikan solusi untuk dilema etik seperti buku reesep masakan. Akan tetapi, teori etik dapat memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang apat perawat aplikasikan pada situasi etik tertentu.
Moral adalah prinsip-prinsip ukuran prilaku yang baik atau buruk dan tentang prinsip nilai-nilai tang dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari yang sifatnya informal. Adapun selintas perngertian nilai  yaitu suatu alat untuk mengukur kejadian dilema etis sehingga perawat lebih menyadari hak-hak klien dan hak dirinya dan ini menjadikan pertimbangan bagi seorang perawat.

B.     PENGERTIAN YANG BERKAITAN DENGAN DILEMA ETIK

1.      Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama sama dan mengatur hidup kearah tujuannya (Pastur Scalia,1971)

2.      Etik Keperawatan adalah norma-norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat, dan interaksi sosial dalam lingkungan.


3.      Kode etik keperawatan. Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah diterima oleh suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain yang berfungsi untuk :

·         Memberikan dasar dalam mengatur hubungan dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi keperawatan.
·         Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan
·         Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan
·         Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan (Kozier & Erb, 1998)

4.      Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson dan Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Didalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. 

C.    PRINSIP-PRINSIP MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Prinsip moral merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam situasi tertentu. (Jhon Stone, 1989)

1)      Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompoten dan memiliki kekuatan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

2)      Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kesalahan atau kejahatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

3)      Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

4)      Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik. Segala tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah aman.

5)      Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat komprehensif dan obyektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.

6)      Fidelity
Prinsip fidelity individu untuk menghargai janji dan komitmennnya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

7)      Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privacynya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan yang lain harus dicegah.

D.    MASALAH – MASALAH ETIK MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi
Perawat harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :
a)      Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
b)      Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan
Kesulitan dalam mengatasi situasi :
a)      Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
b)      Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan faktor-faktor subyektif lain
Langkah-langkah penyelesaian masalah :
1.    Melakukan penyelidikan yang memadai
2.    Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3.    Memperluas pandangan tentang situasi
4.    Kepekaan terhadap pekerjaan
5.    Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek keperawatan :
1)    Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam ke
perawatan karena :
·         Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
·         Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2)    Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan dengan baik dibutuhkan :
·         Pengetahuan klinik yang baik
·         Pengetahuan yang Up to date
·         Memahami issue etik dalam pelayanan keperawatan
3)    Harapan perawat dimasa depan :
·         Perawat dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik keperawatan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994)
·         Dengan memahami peran perawat tanggung jawab profesionalisme terhadap patien atau klien akan meningkat
·         Perawat berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik keperawatan

E.     LIMA PROSES PENYELESAIAN ETIS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT:

a)      Mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasikan data
Mendapatkan data sebanyak mungkin tentang dilema atau permasalahan yang akan di selesaikan. Diantara masalah tersebut yang penting untuk diketahui adalah harapan pasien, keluarga, dan luasnya masalah fisik yang dihadapi pasien serta emosi yang dapat menyebabkan dilema bagi pasien.
Situasi etik yang biasa perawat hadapi sewaktu-waktu adalah ketika harus atau tidak melakukan resusitasi pada pasien dirumah sakit dengan penyakit yang dihadapinya.
Dokter sering memberikan instruksi bagi staff perawat untuk tidak  melakukan resusitasi tetapi melakukan tindakan yang membuat keluarga merasa tenang.dilema perawat adalah ketika berusaha untuk memulihkan atau memberikan rasa nyaman bagi pasien yang mempunyai dilema.setelah mengumpulkan informasi, maka perawat perlu untuk menggabungkan pilihan informasi yang didapat untuk memperjelas atau mempertajam fokus dari permasalahan yang dihadapi pasien atau klien.

b)     Merumuskan dilema atau permasalahan yang terjadi
Setelah mengumpulkan dan menganalisa semua informsi yang ada,maka perawat perlu untuk merumuskan permasalahan sejelas mungkin.secara umum, prinsip dimana harapan pasien harus diikuti secara jelas jika tidak melampau batas kewajaran. Apabila pasien menjadi tidak responsive sebelum mengekspresikan keinginan mereka, kemudian juga keinginan keluarga haruslah diberikan pertimbangan yang serius. Akan terjadi pula masalah yang baru jika apabila keinginan keluarga berlawanan dengan keinginan pasien, jadi kita sebagai perawat yang profesional harus dapat memberikan penyelesaian yang etis sesuai dengan kode etik keperawatan yang akhirnya dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien.

c)      Mempertimbangkan pilihan tindakan
Setelah merumuskan permasalahan sejelas mungkin, buatlah daftar semua kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan etis.
Keperluan mendasar ini haruslah suatu aktivitas tukar pikiran dengan mempertimbangkan semua kemungkinan tindakan yang dapatdilakukan. Proses pertimbangan ini dapat memerlukan input/masukan dari sumber lain seperti: teman sejawat,dokter atau pihak lain yang dapat memberikan masukan.

d)     Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari tiap tindakan
Beberapa tindakan yang muncul selama langkah sebelumnya dalam proses penyelesaian etis ini menjadi lebih realistis, ini menjadi bukti nyata dalam langkah ini, ketika kekuatan dan kelemahan dari setiap tindakan dipertimbangkan secara jelas. Seiring dengan tiap pilihan, konsekuensi dalam mengambil tiap tindakan haruslah dievaluasi secara keseluruhan. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, maka perawat harus bisa memberikan penyelesaian etis selama pasien berada di rumah sakit agar merasa nyaman dan dilindungi.

e)      Membuat keputusan
Bagian yang sulit dari proses ini adalah ketika mengambil keputusan dan kemudian mengikuti konsekuensinya. Biasanya dilema etik,atau permasalahan yang dihadapi pasien menimbulkan perbedaan pendapat. Tidak semua orang senang dengan keputusan yang perawat ambil. Keputusan yang paling baik yang diharapkan adalah keputusan yang berdasarkan penyelesaian etis.Harapan pasien hampir selalu mendukung keputusan independent dari pelayanan kesehatan profesional. Penyelesaian secara kolaboratif antara pasien, dokter, perawat dan keluarga adalah yang yang ideal dan cenderung untuk menghasilkan tujuan yang maksimal sesuai harapan pasien.

F.     KERANGKA KONSEP PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain :
1.      Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
1)      Mengkaji situasi
2)      Mendiagnosa masalah etik moral
3)      Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4)      Melaksanakan rencana
5)      Mengevaluasi hasil

2.      Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
1)      Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
·         Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
·         Apa tindakan yang diusulkan
·         Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
·         Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
2)      Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3)      Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4)      Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
5)      Mengidentifikasi kewajiban perawat
6)      Membuat keputusan

3.      Model Murphy dan murphy
1)      Mengidentifikasi masalah kesehatan
2)      Mengidentifikasi masalah etik
3)      Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
4)      Mengidentifikasi peran perawat
5)      Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
6)      Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
7)      Memberi keputusan
8)      Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan klien
9)      Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.

4.      Model Curtin
1)      Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah
2)      Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
3)      Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
4)      Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
5)      Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
6)      Memecahkan dilema
7)      Melaksanakan keputusan

5.      Model Levine – Ariff dan Gron
1)      Mendefinisikan dilemma
2)      Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan
3)      Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
·         Pasien dan keluarga
·         Faktor-faktor eksternal
4)      Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
5)      Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
6)      Identifikasi pengambil keputusan
7)      Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
8)      Tentukan alternatif-alternatif
9)      Menindaklanjuti

6.      Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
1)      Mengumpulkan data yang relevan
2)      Mengidentifikasi dilema
3)      Memutuskan apa yang harus dilakukan
4)      Melengkapi tindakan

7.      Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981) mengusulkan langkah model keputusan biotis
1)      Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual
2)      Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
3)      Mengidentifikasi issue etik
4)      Menentukan posisi moral
5)      Menentukan posisi moral pribadi dan profesional
6)      Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
7)      Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

G.    STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ETIK
Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan dokter tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde (Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.

H.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH
a.       Agama dan adat istiadat
Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan memahami nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua akan semakin banyak pengalaman dan belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai yang di yakininya.

b.      Faktor sosial
Faktor ini meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan peraturan perundang-undangan. Nilai-nilai yang diyakini masyarakat berpengaruh pula terhadap keperawatan.

c.        Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan dibidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru, dan bahan atau obat-obatan baru.

d.      Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah rtika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu dan perundang-undangan baru yang bnayak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan masalah hukum kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang praktik keperawatan dan keputusan menteri kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat.

e.       Faktor dana dan keuangan
Dana/ keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan dana yang kesehatan besar untuk pembangunan kesehatan, dana ini belum seluruhnya dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan sehingga partisipasi swasta dan mayarakat banyak digalakkan.



BAB III
CONTOH KASUS DILEMA ETIK
A.    KASUS:
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kangker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterpi dan radiasi.Wanita itu mengalami nyeri tulang yang hebat di mana sudah tidak dapat lagi di atasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu di tunjukan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat ketika merubah posisinya. Walaupun klien tanpak bisa tidur, namun ia sering meminta obat analgasik, dan keluarganya meminta penambahan dosis pemberian obat analgesic. Saat di lakukan diskusi perawat, di simpulkan bahwa penambahan obat analgesic dapat mempercepat kematian klien.

B.     Model Keputusan Dilema Etik
Ada 3 model:
1.      Model pertama
a.       Identifikasi Masalah: Klarifikasi masalah dilihat dari nilai dan konflik nilai hati nurani. Perawat harus mengkaji keterlibatannya pada masalah etika yang timbul dan mengkaji para meter untuk proses pembuatan keputusan.
b.      Perawat harus mengumpulkan data tambahan: Informasi yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang yang dekat dengan klien yang terlibat dalam membuat keputusan dalam klien harapan atau keinginan klien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan.
c.       Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada pembuat keputusan. Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi termasuk hasil yang mungkin diperoleh beserta dampaknya.
d.      Perawat harus memikirkan masalah etik secara berkesinambungan.Ini berarti perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yang menjadi pusat masalah dan prinsip etis yang dapat berkaitan dengan masalah.
e.       Pembuat keputusan harus membuat keputusan.Ini berarti bahwa pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut mereka keputusan mereka.
f.       Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.
2.      Model kedua
a.       Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi apa intinya, apa sumbernya dan hakikat masalah.
b.      Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan fakta, meliputi semua data yang termasuk variable masalah yang tidak dianalisis secara teliti.
c.       Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan yang terbaik, bagaimana kedalaman dan infeksitas kertelibatannya, relevasi keterlibatannya dengan masalah etika.
d.      Berdasarkan analisis yang baik yang telah dibuat,mencari kejelasan etika yang relevan untuk penjelasan masalah dengan mengemukakan konsep filsafat yang mendasari etika maupun konsep sosial budaya yang menentukan ukuran yang diterima.
e.       Mengonsepkan argumentasi sesuai jenis isu yang didapati merasionalisasikan kejadian, kemampuan membuat alternatif tentang tindakan yang akan diambil.
f.       Langkah selanjutnya mengambil tindakan,setelah semua alternatif diuji terhadap nilai yang ada didalam masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut dikatakan sah (valid) secara etis.
g.      Langkah terakhir adalah mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan mencapai hasil yang diinginkan, mencapai tujuan penyelesaian masalah. Bila belum berhasil, harus mmengkaji lagi hal-hal apa yang menyebabkan kegagalan dan menjadi umpan balik untuk masalah pencegahan atau penyesuaian masalah secara ulang.

3.      Model ketiga
a.       Tinjauan ulang situasi yang dihadapi untuk menentukan masalah kesehatan. Keputusan yang dibutuhkan komponen etis indvidu keunikan.
b.      Kumpulan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
c.       Identifikasi aspek etis dari masalah etis dari masalah yang dihadapi.
d.      Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral professional.
e.       Identifikasi konflik nilai bila ada.
f.       Gali siapa yang harus membuat keputusan.
g.      Identifikasi tentang tindakan dan hasil yang diharapkan.
h.      Tentukan tindakan dan laksanakan.
i.        Evaluasi hasil dari keputusan atau tindakan.



BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada pasien atau klien, cakupan tanggung jawab perawat indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan dilaksanakan atas dasar pelayanan yang sesuai dengan keperawatan profesional sesuai dengan kode etik keperawatan. Dalam melaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat harus mampu serta ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar praktik keperawatan serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya mencapai kesehatan secara menyeluruh.
Etik dalam keperawatan mencakup dua hal penting, yaitu etik dalam hal kemampuan penampilan kerja dan etik dalam hal prilaku manusiawi. Etik yang berkaitan dengan penampilan merupakan respons terhadap tuntutan profesi lain, yang mengharapkan bahwa sesuatu yang dilakukan oleh tenaga keperawatan memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh kode etik keperawatan itu sendiri, sedangkan etik yang berkaitan dengan perilaku manusiawi merupakan reaksi terhadap tekanan dari luar, yang biasanya adalah individu atau masyarakat yang dilayani. Etik dalam penampilan kerja dinyatakan dengan kata-kata teknis dan etik.







DAFTAR PUSTAKA

anthorahan.wordpress.com/2012/11/28/pengambilan-keputusan-dalam-menghadapi-dilema-etika-atau-moral/
http://gede-kertayasa.blogspot.com/2011/11/keseimbangan-cairan-elektrolit-asam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar