LAPORAN PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN
Perilaku
kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan( stuard dan sundeen,1995)
Kekerasan is Agressive behavior with the specific
characteristics:Forceful demonstration of actions or unjust use of force or
power with the purpose to injurre or damage,mistreat or assault:
volent,assaulting,,harmful,illegal or culture prohibited actions toward
others;state of power struggle or conflict(ICPN,2005,p.41)
B.
TANDA DAN GEJALA
·
Fisik: mata
melotot/pandangan tajam,tangan mengepal,rahang mengatup,wajah memerah dan tegang,serta postur tubuh kaku.
·
Verbal:
mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor,berbicara dengan nada keras,kasar,dan
ketus.
·
Perilaku:
menyerang orang lain,melukai diri sendiri/orang lain,merusak
lingkungan,amuk/agresif.
·
Emosi: tidak
adekuat,tidak aman dan nyaman,measa terganggu,demam,jengkel, tidak
berdaya,bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
·
Motor agitasi
misalnya seperti mondar-mandir dan ketidak mampuan untuk diam.
·
Perubahan efek
yang mendadak atau ekstrim
·
Tiba-tiba
seseorang kehilangan afek dimana sebelumnya orang tersebut sanagt agitasi dan
mengancam.
·
Halusinasi, bisa
pendengaran atau penglihatan dan mungkin berisi perintah.
·
Perubahan
mendadak dalam meningkatkan kesadaran misalnya meningkatnya disorientasi atau
kebinggungan
C.
DAMPAK
·
Dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan resiko tinggi bunuh diri
D.
TAHAPAN
·
Triggering intcidens
Fase ini ditandai dengan adanya pemicu
sehingga muncul agresi klien. Beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu
agresi meliputi : provokasi , respon terhadap kegagalan, komunikasi yang buruk,
situasi yang menyebabkan frustasi, pelanggaran batas terhadap jarak personal,
dan harapan yang tidak terpenuhi.
Pada fase ini petugas kesehatan perlu
memahami berbagai macam , pemicu yang menjadi faktor bagi klien untuk melakukan
agresi, dan melakukan upaya meminimalkan faktor pemicu tersebut. Keterangan
selengkapnya mengenai faktor pemicu dan bagaimana agar petugas kesehatan tidak
menjadi pemicu bagi perilaku agresi.
·
Ascalation phase
Fase in di tandai dengan kondisi
kebangkitan fisik dan emosional,dapat disetarakan dengan respon flight or
flight karena kondisi ini ada kondisi sebelum tejadinya kekerasana maka
diagnose keperawatan yang tepat pada fase in adalah “ risk for other directed
violence” (nanda 2007) atau “ violence/aggressive behaviore risk” (ICNP,2005)
Pada saat in kemarahan klien meningkat
dan tujuan utama petugas kesehatan fase in adalah untuk menurunkan kemarahan
dan kecemasan orang yang berada di escalation phase. Pada klien dengan gangguan
psikiatrik, pemicu dari perilaku agresif lebih berfariasi misalnya karena
adanya halusinasi, gangguan kognitiv, gangguan penurunan zat, kerusakan
neurologi, kognitif, bunuh diri, koping tidak efektif, pengenalan petugas
kesehatan terhadap penyebab dari perilaku kekerasan diperlukan untuk memberikan
penanganan yang tepat sesuai penyebab dari perilaku kekerasan.
·
Crisis point
Fase in merupakan fase lanjutan dari
escalation phase apabila negosiasi dan teknik descalation gagal mencapai
tujuan. Emosi menonjol yang dutunjukan oleh klien adalah bermusuhan. Karena
kondisi pada saat in klien sedang melakukan perilaku kekerasan maka diagnosa
yang tepat untuk mengambarkan situasi saat itu adalah diagnosa “ violence
/aggressive behavior actual” ICNP,2005). Sayangnya tidak terdapat reverensi
yang tepat dari nanda untuk mengganbarkan kondisi klien pada saat ini. tujuan
utama penangganan pada fase in adalah petugas melindungi diri sendiri dan orang
lain termasuk klien.Disinilah aktifitas petugas berkaitan dengan physical atau
chemical restraint tepat dilakukan pada klien.
·
Setting phase
Fase in adalah fase dimana klien yang
melakukan perilaku kekerasan telah melepaskan energy marahnya.Meskipun
begitu,klien mungkin masih merasa cemas atau marah dan mempunyai resiko kembali
ke masa awal.Kondisi in merupakan situasi yang digambarkan dalam diagnosa
sebagai”Risk for other directed violence”(NANDA,2007) atau”
violence/Aggressive behavior Risk” karena memungkinkan 90 menit setelah insidan,hormone adrenalin bisa kembali terpicu dan klien kembali ke fase cricis point.
violence/Aggressive behavior Risk” karena memungkinkan 90 menit setelah insidan,hormone adrenalin bisa kembali terpicu dan klien kembali ke fase cricis point.
Petugas kesehatan perlu berhati-hati
untuk tidak mencetuskan perilaku agresif kembali dengan berhati-hati terhadap
faktor yang memicu klien untuk berperilaku agresif.Fase ini juga ditandai
dengan pelepasan restraint yang dilakukan secara berangsur dan pemenuhan
kebutuhan klien setelah dilakukan restraint yang dilakukan untuk membina
hubungan saling percaya.
·
Post crisis
depression
Dalam
fase in klien mungkin mengalami kecemasan,depresi dan berfokus pada kemarahan dan kelelahan.Pada saat
in,intervensipetugas kesehatan berfokus pada debriefing/memperoleh informasi
dari klien.Karena itu diagnosa keperawatan yang mungkin tepa pada fase in
adalah “knowledge deficit(Specify)”(NANDA,2007) atau “Lack of
knowledge”(ICPN,2007).Kesempatan untuk meningkatkan insight seseorang terhadap
perlakunya tepat dilakukan pada fase in.Meskipun begitu,apabila penyebab
perilaku kekerasan adalah karena masalah
psikiatrik yang lain,mungkin diagnosa keperawatan akan menyesuaikan dengan
kondisi yang lain.
·
Return to normal
functional
Ini
adalah fase dimana klien telah kembali kepada keseimbangan normal,dari perasaan
cemas,depresi dan kelelahan.Fase in merupakan kesempatan yang sangat baik bagi
klien untuk melatih kemampuan kognitif,fisik,dan emosi jika suatu saat klien
terpicu untuk menjadi agresif.S
STRATEGI PELAKSANAAN
A.
KONDISI
Klien tampak mondar-mandir,
berbicara sambil megepalkan tinju, pandangan mata tajam, wajah merah dan tegang
serta sesekali tampak memukul dinding.
B.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Perilaku
kekerasan
C.
TUJUAN DAN
RENCANA
·
Membina hubungan
saling percaya
·
Menyebutkan
perilaku marah yang ditampilkan
·
Menyebutkan
perilaku yang biasa dilakukan jika marah.
·
Terhindar dari
cedera
D.
RENCANA KEGIATAN
·
Membina hubungan
saling percaya
- Mengucapkan salam setiap kai berinteraksi dengan klien
- Berkenalan dengan klien, meliputi nama dan nama panggilan yang saudara sukai,serta nama dan nama panggilan klien.
- Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
- Buat kontrak asuhan meliputi apa yang saudara akan lakukan bersama klien,berapa lama akan dikerjakan,dan tempatnya dimana
- Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan setiap informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
- Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
- Penuhi kebutuhan dasar klien
·
identifikasi
tanda-tanda yang menunjukkan perilaku kekersan
·
Monitor klien
selama masih melakukan tindakan yang mengarah pada perilaku kekerasan
·
Lakukan
pendekatan dengan teknik komunikasi teraupetik
·
Tangani kondisi
kegawatdaruratan dengan isolasi dan fiksasi
E.
STRATEGI
KOMUNIKASI dan PELAKSANAAN
·
TAHAP ORIENTASI
“Assalamu’alaikum ,Selamat pagi mbak?
Perkenalkan nama saya perwat budi, kalau boleh tahu nama mbak siapa, dam maunya
dipanggil apa?” (mengulurkan tanggan sambil tersenyum)
“Saya perhatikan kok mbak itu sering
mukul badan bapak sendiri ya??? Gimana kalau kita bincang-bincanag pak tentang mbak
yang mukul badan mbak???”
“Berapa lama mau bincang-bincangnya dan
mau dimana???”
·
TAHAP KERJA
“sekarang yuk mulai bapak cerita mengapa
mbak mukul-mukul badan mbak sendiri?? Yang mbak rasakan apa??i(mendengarkan
ungkapan kemarahan klien dan tetap bersikap empati selama klien mengungkapkan
kemarahan, selain itu lakukan observasi terhadap tanda- tanda perilaku
kekerasan yang dilakukan dalam menunjukan sikap kemarahanya.
Terus apa yang mbak lakukan jika merasa
jengkel / marah?
Menurut mbak yang tindakan
yang lakukan apa???
Baiklah untuk sekarang ini mbak
menyendiri duli diruangan in sampai marahnya hilang, yang bertujuan agar mbak
bisa tenang dan nyaman.( melakukan isolasi pada klien di ruangan yang aman).
Jika kondisi mbak sudah baik nanti baru
keluar jalan-jalan ditaman.
·
TERMINASI
Bagaimana persaan bapak sekarang
diruangan ini???
Nah bagaimana kalau saya besok mau datang
lagi? Boleh tidak.??
Mau dimana dan jam berapa???
Ya sudah besok saya akan kembali lagi ya mbak??
Assalamu”alaikum.”
Analisa
Proses Interaksi
Nama : Nn. a
Status interaksi perawat –klien : fase kerja
Lingkungan : pasien dan klien duduk dikamar
Deskripsi klien : klien memukul anggota tubuhnya sendiri sampai memar
dan emosional yang tinggi
Tujuan :
klien tidak lagi mencederai dirinya sendiri
Nama Mahasiswa : B. L
Tanggal : 24 maret 2011
Jam : 09.00 WIB
Tempat :kamar mandi
Komunikasi verbal
|
Komunikasi non verbal
|
Analisa berpusat perawat
|
Aalisa berpusat klien
|
Rasional
|
Assalamu’alaikum?
Selamat
pagi mbak ?
|
Perawat
: tersenyum.
Klien
: dengan muka kebingungan
|
Ingin
memulai interaksi dengan klien
|
Klien
memberikan respon positif
|
Salam
terapeutik diberikan untuk memulai interaksi
|
Perkenalkan nama saya perwat budi, kalau boleh
tahu nama mbak siapa, dam maunya dipanggil apa?”
|
Perawat
: tersenyum dan mengulurkan tangan .
Klien
: memandang perawat dan mengulurkan tangan
|
Ingin
memulai pendekatan diri dengan klien.
|
Klien
menanggapi ajakan perawat
|
Perkenalan
diberikan untuk menjalan interaaksi dan sikap terapeutik
|
amalia
|
Klien
: menjawab dengan muka datar.
Perawat
: masih memandang klien dengan wajah tersenyum
|
Ingin
meyakinkan klien agar percaya kepada perawat
|
Klien
menanggapi ajakan perawat
|
Klien
mau berinteraksi dengan perawat
|
“Saya perhatikan kok mbak itu sering mukul badan
bapak sendiri ya????
Gimana kalau kita bincang-bincanag pak tentang
mbak yang mukul badan mbak???” “Berapa lama mau bincang-bincangnya dan mau
dimana???”
|
Klien
: termenung dan mendengarkan apa yang dikatakan perawat
Perawat
: menatap klien.
|
Ingin
menanyakan apa yang terjadi dengan kondisi klien
|
Klien
memberikan respon positif
|
Rasa
empati muncul untuk memulai interaksi
|
Bentar
saja. Ya.
|
Klien
: menjawab dengan muka datar
Perawat:
mmeperhatikan perilaku klien
|
Ingin
mendapat persetujuan kontrak kegiatan
|
Klien
menyetujui kontrak yang disepakati
|
Terjainya
hubungan saling percaya
|
“sekarang yuk mulai bapak cerita mengapa mbak
mukul-mukul badan mbak sendiri?? Yang mbak rasakan apa??
|
Klien
: memandang perwatperawat.
Perawat
: memandang klien dan tangan menepuk
pundak klien.
|
Menerima
klien dengan baik
|
Sikap
Klien sudah terbuka.
|
Perawat
mempertahankan sikap terbuka dan terapeutik terhadap klien
|
Karena badan saya ada ulatnya biar hilang
|
Klien
: memandang perwat
Perawat
: menganggukan kepala
|
Rasa
empati untuk mendengarkan apa yan dikatakan klien
|
Sikap
klien yang terbuka
|
Perawat
mempertahankan sikap terbuka dan terapeutik terhadap klien
|
Terus apa yang mbak lakukan jika merasa jengkel /
marah?
Menurut mbak yang tindakan yang lakukan apa???
|
Klien
: menatap perawat.
Perawat
: menganggukan kepala
|
Memperhatikan
klien
|
Klien
memberikan sikap terbuka
|
Memulai
tahap kerja
|
Karena
ada ulat makanya saya pukul.
|
Klien
: memandang perawat.
Perawat
: tersenyum kepada klien
|
Mengetahui
persaan klien
|
Klien
memberikan respon positif
|
Klien
dapat bercerita tenteng apa yang dirasakan
|
Baiklah untuk sekarang ini mbak
menyendiri duli diruangan in sampai marahnya hilang, yang bertujuan agar mbak
bisa tenang dan nyaman.( melakukan isolasi pada klien di ruangan yang aman).
Jika kondisi mbak sudah baik nanti baru keluar
jalan-jalan ditaman.
Ya
mbak?
|
Klien
: melihat dan merespon perawat
Perawat
: tersenyum dan memegang pundak
|
Member
solusi tentang apa yang selama in dia lakunan
|
Klien
merasa terbuka
|
Perawat
dengan sikap empati memberikan solusi dengan sikap terapeutik
|
iya
|
Perawat
: memandang klien.
Klien
: menatap muka perawat
|
Mendapat
tanggapan atau respon dari klien
|
Klien
dapat terbuka dengan perawat
|
Klien
merasa terbuka dan berespon
|
Bagaimana perasaan bapak sekarang diruangan ini???
Nah bagaimana kalau saya besok mau datang lagi?
Boleh tidak.??
|
Klien
: menoleh kepada perawat.
Perawat
: perawat menatap klien
|
Persetujuan
kontrak yang akan dilakukan
|
Klien
mendapat kontrak selanjutnya.
|
Perasaan
klien berkurang setelah dilakukan tindakan.
|
Enak, ya
|
Klien
: melihat sekeliling ruangan
Perawat
: memperhatikan gerak gerik klien
|
Tanggapan
positif yang diberkan klien untuk kontrak selanjutnya
|
Klien
mendapat kontrak selanjutnya.
|
Pasien
merasa senang dan perilaku mencederai diri sendiri berkurang.
|
Mau dimana dan jam berapa???
Ya sudah besok saya akan kembali lagi ya mbak??
Assalamu”alaikum.”
|
Klien
: menganggukkab kepala
Perawat
: tersenyum
|
Mengetahui
respon klien
|
Klien
merespon tindakan perawat
|
Klien
mau melakukan aktivitas
|
Dimana
aja. Walaikumsalam
|
Perawat
: tersenyum dan berjabat tangan
Klien
: terdiam dan mengulurkan tangan
|
Ingin
mengetahui keinginan dari klien
|
Merespon
tindakan perawat
|
Persetujuan
diberikan untuk kontrak selanjutnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar