Senin, 15 Desember 2014

LP, SP, API PERILAKU KEKERASAN


LAPORAN PENDAHULUAN


A.    PENGERTIAN
Perilaku  kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan( stuard dan sundeen,1995)
Kekerasan is Agressive behavior with the specific characteristics:Forceful demonstration of actions or unjust use of force or power with the purpose to injurre or damage,mistreat or assault: volent,assaulting,,harmful,illegal or culture prohibited actions toward others;state of power struggle or conflict(ICPN,2005,p.41)
B.     TANDA DAN GEJALA
·         Fisik: mata melotot/pandangan tajam,tangan mengepal,rahang mengatup,wajah memerah dan      tegang,serta postur tubuh kaku.
·         Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor,berbicara dengan nada keras,kasar,dan ketus.
·         Perilaku: menyerang orang lain,melukai diri sendiri/orang lain,merusak lingkungan,amuk/agresif.
·         Emosi: tidak adekuat,tidak aman dan nyaman,measa terganggu,demam,jengkel, tidak berdaya,bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
·         Motor agitasi misalnya seperti mondar-mandir dan ketidak mampuan untuk diam.
·         Perubahan efek yang mendadak atau ekstrim
·         Tiba-tiba seseorang kehilangan afek dimana sebelumnya orang tersebut sanagt agitasi dan mengancam.
·         Halusinasi, bisa pendengaran atau penglihatan dan mungkin berisi perintah.
·         Perubahan mendadak dalam meningkatkan kesadaran misalnya meningkatnya disorientasi atau kebinggungan

C.     DAMPAK
·         Dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan resiko tinggi bunuh diri

D.    TAHAPAN
·         Triggering intcidens
Fase ini ditandai dengan adanya pemicu sehingga muncul agresi klien. Beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu agresi meliputi : provokasi , respon terhadap kegagalan, komunikasi yang buruk, situasi yang menyebabkan frustasi, pelanggaran batas terhadap jarak personal, dan harapan yang tidak terpenuhi.
Pada fase ini petugas kesehatan perlu memahami berbagai macam , pemicu yang menjadi faktor bagi klien untuk melakukan agresi, dan melakukan upaya meminimalkan faktor pemicu tersebut. Keterangan selengkapnya mengenai faktor pemicu dan bagaimana agar petugas kesehatan tidak menjadi pemicu bagi perilaku agresi.
·         Ascalation phase
Fase in di tandai dengan kondisi kebangkitan fisik dan emosional,dapat disetarakan dengan respon flight or flight karena kondisi ini ada kondisi sebelum tejadinya kekerasana maka diagnose keperawatan yang tepat pada fase in adalah “ risk for other directed violence” (nanda 2007) atau “ violence/aggressive behaviore risk” (ICNP,2005)
Pada saat in kemarahan klien meningkat dan tujuan utama petugas kesehatan fase in adalah untuk menurunkan kemarahan dan kecemasan orang yang berada di escalation phase. Pada klien dengan gangguan psikiatrik, pemicu dari perilaku agresif lebih berfariasi misalnya karena adanya halusinasi, gangguan kognitiv, gangguan penurunan zat, kerusakan neurologi, kognitif, bunuh diri, koping tidak efektif, pengenalan petugas kesehatan terhadap penyebab dari perilaku kekerasan diperlukan untuk memberikan penanganan yang tepat sesuai penyebab dari perilaku kekerasan.
·         Crisis point
Fase in merupakan fase lanjutan dari escalation phase apabila negosiasi dan teknik descalation gagal mencapai tujuan. Emosi menonjol yang dutunjukan oleh klien adalah bermusuhan. Karena kondisi pada saat in klien sedang melakukan perilaku kekerasan maka diagnosa yang tepat untuk mengambarkan situasi saat itu adalah diagnosa “ violence /aggressive behavior actual” ICNP,2005). Sayangnya tidak terdapat reverensi yang tepat dari nanda untuk mengganbarkan kondisi klien pada saat ini. tujuan utama penangganan pada fase in adalah petugas melindungi diri sendiri dan orang lain termasuk klien.Disinilah aktifitas petugas berkaitan dengan physical atau chemical restraint tepat dilakukan pada klien.
·         Setting phase
Fase in adalah fase dimana klien yang melakukan perilaku kekerasan telah melepaskan energy marahnya.Meskipun begitu,klien mungkin masih merasa cemas atau marah dan mempunyai resiko kembali ke masa awal.Kondisi in merupakan situasi yang digambarkan dalam diagnosa sebagai”Risk for other directed violence”(NANDA,2007) atau”
violence/Aggressive behavior Risk” karena memungkinkan 90 menit setelah insidan,hormone adrenalin bisa kembali terpicu dan klien kembali ke fase cricis point.
Petugas kesehatan perlu berhati-hati untuk tidak mencetuskan perilaku agresif kembali dengan berhati-hati terhadap faktor yang memicu klien untuk berperilaku agresif.Fase ini juga ditandai dengan pelepasan restraint yang dilakukan secara berangsur dan pemenuhan kebutuhan klien setelah dilakukan restraint yang dilakukan untuk membina hubungan saling percaya.
·         Post crisis depression
Dalam fase in klien mungkin mengalami kecemasan,depresi dan berfokus  pada kemarahan dan kelelahan.Pada saat in,intervensipetugas kesehatan berfokus pada debriefing/memperoleh informasi dari klien.Karena itu diagnosa keperawatan yang mungkin tepa pada fase in adalah “knowledge deficit(Specify)”(NANDA,2007) atau “Lack of knowledge”(ICPN,2007).Kesempatan untuk meningkatkan insight seseorang terhadap perlakunya tepat dilakukan pada fase in.Meskipun begitu,apabila penyebab perilaku kekerasan adalah karena  masalah psikiatrik yang lain,mungkin diagnosa keperawatan akan menyesuaikan dengan kondisi yang lain.
·         Return to normal functional
Ini adalah fase dimana klien telah kembali kepada keseimbangan normal,dari perasaan cemas,depresi dan kelelahan.Fase in merupakan kesempatan yang sangat baik bagi klien untuk melatih kemampuan kognitif,fisik,dan emosi jika suatu saat klien terpicu untuk menjadi agresif.S

STRATEGI  PELAKSANAAN
A.    KONDISI
Klien tampak mondar-mandir, berbicara sambil megepalkan tinju, pandangan mata tajam, wajah merah dan tegang serta sesekali tampak memukul dinding.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perilaku kekerasan

C.     TUJUAN DAN RENCANA

·         Membina hubungan saling percaya
·         Menyebutkan perilaku  marah yang ditampilkan
·         Menyebutkan perilaku yang biasa dilakukan jika marah.
·         Terhindar dari cedera

D.    RENCANA KEGIATAN

·         Membina hubungan saling percaya
  1.       Mengucapkan salam setiap kai berinteraksi dengan klien
  2. Berkenalan dengan klien, meliputi nama dan nama panggilan yang saudara sukai,serta nama dan nama panggilan klien.
  3. Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
  4. Buat kontrak asuhan meliputi apa yang saudara akan lakukan bersama klien,berapa lama akan dikerjakan,dan tempatnya dimana 
  5. Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan setiap informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
  6. Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien 
  7.  Penuhi kebutuhan dasar klien
·         identifikasi tanda-tanda yang menunjukkan perilaku kekersan
·         Monitor klien selama masih melakukan tindakan yang mengarah pada perilaku kekerasan
·         Lakukan pendekatan dengan teknik komunikasi teraupetik
·         Tangani kondisi kegawatdaruratan dengan isolasi dan fiksasi





E.     STRATEGI KOMUNIKASI dan PELAKSANAAN
·         TAHAP ORIENTASI
“Assalamu’alaikum ,Selamat pagi mbak? Perkenalkan nama saya perwat budi, kalau boleh tahu nama mbak siapa, dam maunya dipanggil apa?” (mengulurkan tanggan sambil tersenyum)
“Saya perhatikan kok mbak itu sering mukul badan bapak sendiri ya??? Gimana kalau kita bincang-bincanag pak tentang mbak yang mukul badan mbak???”
“Berapa lama mau bincang-bincangnya dan mau dimana???”
·         TAHAP KERJA
“sekarang yuk mulai bapak cerita mengapa mbak mukul-mukul badan mbak sendiri?? Yang mbak rasakan apa??i(mendengarkan ungkapan kemarahan klien dan tetap bersikap empati selama klien mengungkapkan kemarahan, selain itu lakukan observasi terhadap tanda- tanda perilaku kekerasan yang dilakukan dalam menunjukan sikap kemarahanya.
Terus apa yang mbak lakukan jika merasa jengkel / marah?
Menurut mbak yang tindakan yang lakukan apa???                
Baiklah untuk sekarang ini mbak menyendiri duli diruangan in sampai marahnya hilang, yang bertujuan agar mbak bisa tenang dan nyaman.( melakukan isolasi pada klien di ruangan yang aman).
Jika kondisi mbak sudah baik nanti baru keluar jalan-jalan ditaman.
·         TERMINASI
Bagaimana persaan bapak sekarang diruangan ini???
Nah bagaimana kalau saya besok mau datang lagi? Boleh tidak.??
Mau dimana dan jam berapa???
Ya sudah besok saya akan kembali lagi ya mbak?? Assalamu”alaikum.”

 
 

Analisa Proses Interaksi
Nama : Nn. a
Status interaksi perawat –klien : fase kerja
Lingkungan : pasien dan klien duduk dikamar
Deskripsi klien : klien  memukul anggota tubuhnya sendiri sampai memar dan emosional yang tinggi
 Tujuan : klien tidak lagi mencederai dirinya sendiri
Nama Mahasiswa : B. L
Tanggal : 24 maret 2011
Jam : 09.00 WIB
Tempat :kamar mandi
Komunikasi verbal
Komunikasi non verbal
Analisa berpusat perawat
Aalisa berpusat klien
Rasional

Assalamu’alaikum?
Selamat pagi mbak ?
Perawat : tersenyum.
Klien : dengan muka kebingungan
Ingin memulai interaksi dengan klien
Klien memberikan respon positif
Salam terapeutik diberikan untuk memulai interaksi
Perkenalkan nama saya perwat budi, kalau boleh tahu nama mbak siapa, dam maunya dipanggil apa?”
Perawat : tersenyum dan mengulurkan tangan .
Klien : memandang perawat dan mengulurkan tangan
Ingin memulai pendekatan diri dengan klien.
Klien menanggapi ajakan perawat
Perkenalan diberikan untuk menjalan interaaksi dan sikap terapeutik
amalia
Klien : menjawab dengan muka datar.
Perawat : masih memandang klien dengan wajah tersenyum
Ingin meyakinkan klien agar percaya kepada perawat
Klien menanggapi ajakan perawat
Klien mau berinteraksi dengan perawat
“Saya perhatikan kok mbak itu sering mukul badan bapak sendiri ya????

Gimana kalau kita bincang-bincanag pak tentang mbak yang mukul badan mbak???” “Berapa lama mau bincang-bincangnya dan mau dimana???”


Klien : termenung dan mendengarkan apa yang dikatakan perawat
Perawat : menatap klien.
Ingin menanyakan apa yang terjadi dengan kondisi klien
Klien memberikan respon positif
Rasa empati muncul untuk memulai interaksi
Bentar saja. Ya.
Klien : menjawab dengan muka datar
Perawat: mmeperhatikan perilaku klien
Ingin mendapat persetujuan kontrak kegiatan
Klien menyetujui kontrak yang disepakati
Terjainya hubungan saling percaya
“sekarang yuk mulai bapak cerita mengapa mbak mukul-mukul badan mbak sendiri?? Yang mbak rasakan apa??
Klien : memandang perwatperawat.
Perawat : memandang klien  dan tangan menepuk pundak klien.
Menerima klien dengan baik
Sikap Klien sudah terbuka.
Perawat mempertahankan sikap terbuka dan terapeutik terhadap klien
Karena badan saya ada ulatnya biar hilang
Klien : memandang perwat
Perawat : menganggukan kepala
Rasa empati untuk mendengarkan apa yan dikatakan klien
Sikap klien yang terbuka
Perawat mempertahankan sikap terbuka dan terapeutik terhadap klien
Terus apa yang mbak lakukan jika merasa jengkel / marah?
Menurut mbak yang tindakan yang lakukan apa???

Klien : menatap perawat.
Perawat : menganggukan kepala
Memperhatikan klien
Klien memberikan sikap terbuka
Memulai tahap kerja
Karena ada ulat makanya saya pukul.
Klien : memandang perawat.
Perawat : tersenyum kepada klien



Mengetahui persaan klien
Klien memberikan respon positif
Klien dapat bercerita tenteng apa yang dirasakan
Baiklah untuk sekarang ini mbak menyendiri duli diruangan in sampai marahnya hilang, yang bertujuan agar mbak bisa tenang dan nyaman.( melakukan isolasi pada klien di ruangan yang aman).
Jika kondisi mbak sudah baik nanti baru keluar jalan-jalan ditaman.
Ya mbak?




Klien : melihat dan merespon perawat
Perawat : tersenyum dan memegang pundak
Member solusi tentang apa yang selama in dia lakunan
Klien merasa terbuka
Perawat dengan sikap empati memberikan solusi dengan sikap terapeutik

iya

Perawat : memandang klien.
Klien : menatap muka perawat
Mendapat tanggapan atau respon dari klien
Klien dapat terbuka dengan perawat
Klien merasa terbuka dan berespon
Bagaimana perasaan bapak sekarang diruangan ini???
Nah bagaimana kalau saya besok mau datang lagi? Boleh tidak.??

Klien : menoleh kepada perawat.
Perawat : perawat menatap klien
Persetujuan kontrak yang akan dilakukan
Klien mendapat kontrak selanjutnya.
Perasaan klien berkurang setelah dilakukan tindakan.
Enak, ya
Klien : melihat sekeliling ruangan
Perawat : memperhatikan gerak gerik klien
Tanggapan positif yang diberkan klien untuk kontrak selanjutnya
Klien mendapat kontrak selanjutnya.
Pasien merasa senang dan perilaku mencederai diri sendiri berkurang.
Mau dimana dan jam berapa???
Ya sudah besok saya akan kembali lagi ya mbak?? Assalamu”alaikum.”

Klien : menganggukkab kepala
Perawat : tersenyum
Mengetahui respon klien
Klien merespon tindakan perawat
Klien mau melakukan aktivitas
Dimana aja. Walaikumsalam
Perawat : tersenyum dan berjabat tangan
Klien : terdiam dan mengulurkan tangan
Ingin mengetahui keinginan dari klien
Merespon tindakan perawat
Persetujuan diberikan untuk kontrak selanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar