LAPORAN PENDAHULUAN
TENTANG WAHAM
A. Proses utama
Perubahan proses pikir
: waham
B. Proses
Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan
terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (stuart dan
sudeen,1998).
Waham adalah keyakinan
klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000).
Waham adalah sesuatu
keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan
yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dari latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eskternal melalui proses
interaksi atau informasi secara akurat (keliat.1999).
2. Tanda
dan Gejala
Tanda dan gejala pada
klien dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai berikut.
·
Menolak makan.
·
Tidak ada perhatian
pada perawatan diri.
·
Ekspresi wajah
sedih/gembira/ketakutan.
·
Gerakan tidak
terkontrol.
·
Mudah tersinggung.
·
Isi pembicaraan tidak
sesuai dengan kenyataan.
·
Tidak bisa membedakan
antara kenyataan dan bukan kenyataan.
·
Menghindar dari orang
lain.
·
Mendominasi
pembicaraan.
·
Berbicara kasar.
·
Menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.
4. Faktor
Predisposisi
·
Faktor Perkembangan
Hambatan
perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini
dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehinggga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehinggga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
·
Faktor Sosial Budaya
Seseorang
yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
·
Faktor Psikologis
Hubungan
yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan , dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
·
Faktor Biologis
Waham
diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
perubahan pada sel kortikal dan limbik.
perubahan pada sel kortikal dan limbik.
·
Faktor Genetik
5. Faktor
Prepitasi
·
Faktor Sosial Budaya
Waham
dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diassingkan
dari kelompok.
dari kelompok.
·
Faktor Biokimia
Dopamin,norepineprin,
dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang.
pada seseorang.
·
Faktor Psikologis
Kecemasan
yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga
klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
6. Macam
– macam Waham
·
Waham Agama
Keyakinan
terhadap suatu agama secara berlebihan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Kalau
saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.” Atau
klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.
klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.
·
Waham Kebesaran
Keyakinan
secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang
berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya
ini pejabat di Departemen Kesehatan lho...”
“Saya
punya tambang emas!”
·
Waham Curiga
Keyakinan bahwa
seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya tahu...semua
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena semua iri dengan
kesuksesan yang dialami saya.”
kesuksesan yang dialami saya.”
·
Waham Somatik
Keyakinan
seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan keyataan.
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan keyataan.
Contoh:
“Klien
selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan
pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
·
Waham Nihilistik
Keyakinan
seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Ini
kan alam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.”
7. Status
Mental
Berdasarkan
dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh.
Tidak
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika
dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya hanya
konsisten dengan isi waham.
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika
dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya hanya
konsisten dengan isi waham.
8. Sensori
dan Kognisi
Tidak
memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat,
dan waktu. Daya ingat atau kongnisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls pada klien
waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana unutk bunuh diri, membunuh, atau
melakukan kekerassan pada orang lain.
dan waktu. Daya ingat atau kongnisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls pada klien
waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana unutk bunuh diri, membunuh, atau
melakukan kekerassan pada orang lain.
Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya
konteks dan limbik otak. Bisa
dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional
seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri,
kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai
manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan
kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan
pada orang lain.
dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional
seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri,
kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai
manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan
kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan
pada orang lain.
C. Pohon
Masalah
Effect Risiko Tinggi
Perilaku Kekerasan
Perubahan
Proses Pikir : Waham
|
Causa Isolasi
Sosial
Harga Diri Rendah
Kronis
Koping
Individu tidak efektif
D. Masalah
Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Risiko
tinggi perilaku kekerasan.
2. Perubahan
proses pikir:waham.
3. Isolasi
Sosial.
4. Hargadiri
rendah kronis.
5. Koping individu tidak efektif
E. Data
yang Perlu Dikaji
Masalah
Keperawatan
|
Data
Yang Perlu Dikaji
|
Perubahan
proses pikir: waham curiga
|
Subjektif:
·
Klien mengatakan
bahwa suaminya suka
berselingkuh dengan banyak wanita
·
Klien mengatakan
bahwa ibu mertuanya
membencinya
Objektif:
·
Klien terus berbicara
bahwa dia sering
dipukul suaminya.
·
Klien
terus berbicara jika ibu mertuanya
suka mengambil makanan.
·
Pembicaraan klien
cenderung berulang-
ulang.
·
Isi pembicaraan tidak
sesuai dengan
kenyataan. |
F. Diagnosis
Keperawatan
Perubahan proses pikir:
waham
G. Rencana
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan
keperawatan pada klien
· Tujuan
a. Klien
dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap.
b. Klien
mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
c. Klien
menggunakan obat dengan prinsip enam benar.
· Tindakan
a. Bina
hubungan saling percaya.
Sebelum memulai
pengkajian padda klien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah sebagai berikut.
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah sebagai berikut.
1) Mengucapkan
salam teraupetik.
2) Berjabat
tangan.
3) Menjelaskan
tujuan interaksi.
4) Membuat
kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
b. Tidak
mendukung atau membantah waham klien.
c. Yakinkan
klien berada dalam keadaan aman.
d. Observasi
pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
e. Diskusikan
kebutuhan psikologi /emosional yang tidak terpenuhi karena dpaadt
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
f. Jika
klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan
dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
g. Berikan
pujian bila penampilan dan orientassi klien sesuai dengan realitas.
h. Diskusikan
denganklien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat yang lalu dan
saat ini.
saat ini.
i. Anjurkan
klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
j. Diskusikan
kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
k. Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien.
l. Berbicara
dalam konteks realitas.
m. Bila
klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya.
n. Berikan
pujian yang sesuai.
o. Jelaskan
pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
p. Diskusikan
akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi.
2. Tindakan
keperawatan untuk keluarga klien
· Tujuan
a. Keluarga
mampu mengidentifikasi waham klien.
b. Keluarga
mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
oleh wahamnya.
oleh wahamnya.
c. Keluarga
mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal.
· Tindakan
Keperawatan
a. Diskusikan
dengan keluarga tentang waham yang dialami klien.
b. Diskusikan
dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up dan
keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
c. Diskusikan
dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping,
dan akibat penghentian obat).
dan akibat penghentian obat).
d. Diskusikan
dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.
STRATEGI PELAKSAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Perubahan proses pikir: waham curiga
Pertemuan : ke-1 (pertama)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki suami pekerja bangunan. Klien mengatakan suaminya suka
selingkuh dan memukul. Klien mengatakan ibu mertuanya suka mencuri makanan. Tatapan
mata klien sedih ketika bercerita sedih.
selingkuh dan memukul. Klien mengatakan ibu mertuanya suka mencuri makanan. Tatapan
mata klien sedih ketika bercerita sedih.
2. Diagnosis
keperawatan
Perubahan proses pikir: waham curiga.
3. Tujuan
khusus/ SP1
·
Klien dapat membina hubungan
saling percaya, dengan kriteria
sebagai berikut.
a. Ekspresi
wajah bersahabat.
b. Menunjukkan
rasa senang.
c. Bersedia
berjabat tangan.
d. Bersedia
menyebutkan nama.
e. Ada
kontak mata.
f. Klien
bersedia duduk berdampingan dengan perawat.
g. Klien
bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
h· Klien mampu
berorientasi kepada realitas secara bertahap.
4. Tindakan
keperawatan.
·
Bina hubungan saling
percaya dengan prinsip
komunikasi terapeutik.
a. Sapa
klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
b. Perkenalkan
diri dengan sopan.
c. Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan
tujuan pertemuan.
e. Jujur
dan menepati janji.
f. Tunjukkan
sifat empati dan menerima klien apa adanya.
g. Beri
perhatian pada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien.
·
Identifikasi kebutuhan
klien.
·
Bicara pada konteks
realita (tidak mendukung atau membantah waham klien).
·
Latih klien untuk
memenuhi kebutuhannya.
·
Masukkan dalam jadwal
harian klien.
B. Strategi
komunikasi dan pelaksanaan
1. Orientasi
·
Salam terapeutik
“Assalamualaikum perkenalkan nama saya Ayu. Saya perawat yang dinas
pagi ini
diruang Shinta. Saya dinas dari pukul 07.00 – 14.00. saya akan merawat Ibu hari ini.
Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
diruang Shinta. Saya dinas dari pukul 07.00 – 14.00. saya akan merawat Ibu hari ini.
Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
·
Evaluasi/validasi
“Bagaimana
perasaan Ibu E
hari ini? Tidurnya semalam nyenyak tidak? Sekarang mas
ada keluhan tidak? Ada rasa pusing tidak?”
ada keluhan tidak? Ada rasa pusing tidak?”
·
Kontrak
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu
rasakan sekarang? Berapa lama ibu
kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana sebaiknya kita
berbincang-bincang?”
kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana sebaiknya kita
berbincang-bincang?”
2. Kerja
“Saya
mengerti ibu E merasa jika suami dan ibu mertua tidak menyukai ibu tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena ibu mertua bu E sudah tidak ada lagi.
Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang terputus tadi. Tampaknya ibu kelihatan
sedih, bisa ibu ceritakan apa yang membuat ibu sedih? O.. jadi ibu merasa bahwa
barang-barang ibu dicuri oleh suami dan ibu mertua. Biasanya pada pukul berapa
barang-barang ibu hilang? Jadi biasanya barang ibu hilang pada pukul 11.00
siang. Lalu suami ibu bekerja pada pukul berapa? Oh, jadi suami ibu bekerja
pada pukul 08.00-17.00 wib. Jadi setiap hari dari pukul 08.00 – 17.00 suami
berada dimana? Iya bu suami ibu pada pukul 11.00 berarti tidak dirumah ya. Ibu
hobinya apa selama dirumah? O jadi ibu suka memasak. Karena Ibu E suka memasak
mari kita masukan ke jadwal kegiatan sehari-hari.”
3. Terminasi
·
Evaluasi subjektif
‘’Bagaimana perasaan ibu setelah kita
bercakap-cakap?’’
·
Evaluasi objektif
‘’Jadi apa saja yang kita bicarakan tadi bu? Bisakah ibu ulangi lagi yang kita bicarakan tadi’
·
Rencana tindak lanjut
‘’setelah
kita berbincang-bincang tadi,
bagaimana kalau nanti
2 jam lagi saya datang untuk
bercakap-cakap tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki?’’
bercakap-cakap tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki?’’
·
Kontrak yang akan datang
a. Topic:
‘’Bagaimana kalau nanti
kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang ibu
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, ibu setuju?’’
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, ibu setuju?’’
b. Waktu:
‘’Kira-kira nanti kita
bertemu jam berapa? Bagaimana
kalau jam 13.00 wib
saja?
Sampai ketemu nanti ya.’’
Sampai ketemu nanti ya.’’
c. Tempat:
‘’Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya?’’
Pengkajian
Klien dengan Perubahan Proses Pikir: waham dalam Asuhan Keperawatan
1. Proses
pikir
[ ] Sirkumtansial
[ ] Flight of ideas
[ ] Kehilangan
asosiasi
[ ] Tangensial
[ ] Blocking
[ ] Pengulangan
bicara
2. Isi
pikir
[ ] Obsesi
[ ] Depersonalisasi
[ ] Hipokondria
[ ] Fobia
[ ] Ide terkait
[ ] Pikiran magis
[ ] Waham
[ ] Agama
[ ] Curiga
[ ] Somatik
[ ] Nihilistik
[ ] Kebesaran
[ ] Siar pikir
[ ] Sisip pikir
[ ] Kontrol piker
Berikan tanda ( ) pada kolom yang
sesuai dengan data pasien!
|
Sumber
: Keliat (1999)
Berikut
ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk
mengkaji klien dengan waham.
1. Apakah
klien memilki pikiran atau isi pikir
yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
2. Apakah klien takut terhadap objek atau situasi
tertentu, atau apakah klien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah
klien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4. Apakah
klien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah
klien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah
klien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
nkekuatan
dari luar?
dari luar?
7. Apakah
klien menyatakan bahwa ia memilki
kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin
bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
LATIHAN
FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI PADA SETIAP SP
Latihan
1. Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham klien.
Orientasi:
“Assalamualaikum perkenalkan nama saya Ayu. Saya perawat yang dinas
pagi ini diruang Shinta. Saya dinas dari pukul 07.00 – 14.00. saya akan
merawat Ibu hari ini. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Ibu E hari ini? Tidurnya
semalam nyenyak tidak? Sekarang mas ada keluhan tidak? Ada rasa pusing tidak?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu rasakan sekarang?
Berapa lama ibu kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana
sebaiknya kita berbincang-bincang?”
Kerja:
“Saya mengerti
ibu E merasa jika suami dan ibu mertua tidak menyukai ibu tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena ibu mertua bu E sudah tidak ada lagi. Bisa
kita lanjutkan pembicaraan yang terputus tadi. Tampaknya ibu kelihatan sedih,
bisa ibu ceritakan apa yang membuat ibu sedih? O.. jadi ibu merasa bahwa
barang-barang ibu dicuri oleh suami dan ibu mertua. Biasanya pada pukul
berapa barang-barang ibu hilang? Jadi biasanya barang ibu hilang pada pukul
11.00 siang. Lalu suami ibu bekerja pada pukul berapa? Oh, jadi suami ibu
bekerja pada pukul 08.00-17.00 wib. Jadi setiap hari dari pukul 08.00 – 17.00
suami berada dimana? Iya bu suami ibu pada pukul 11.00 berarti tidak dirumah
ya. Ibu hobinya apa selama dirumah? O jadi ibu suka memasak. Karena Ibu E
suka memasak mari kita masukan ke jadwal kegiatan sehari-hari.”
Terminasi:
‘’setelah kita berbincang-bincang tadi,
bagaimana kalau nanti
2 jam lagi saya datang untuk bercakap-cakap
tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki?’’
‘’Bagaimana kalau nanti kita ngobrol tentang
potensi atau kemampuan yang ibu miliki. Selanjutnya kita pilih mana
yang bisa kita lakukan disini, ibu setuju?’’
‘’Kira-kira nanti kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 wib saja? Sampai ketemu nanti ya.’’
‘’Bagaimana kalau ditempat biasa kita
ngobrolnya?’’
‘’Nah nanti coba ibu ingat-ingat apa saja hobi dan
kegemaran ibu.’’
|
Latihan
2. Memberikan tindakan keperawatan: waham.
Orientasi:
‘’Assalmualaikum ibu E, sesuai dengan janji
saya tadi sekarang saya datang
lagi.’’
‘’Apakah ibu sudah
mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu?’’
‘’Bagaimana kalau kita bicarakan
tentang hobi
tersebut sekarang?’’
‘’Dimana enaknya kita berbincang-bincang
tentang hobi tersebut?’’
‘’Berapa lama kita mau
berbincang-bincang tentang hal tersebut?’’
Kerja:
‘’Apa saja hobi ibu E?’’
‘’Wah... rupanya ibu E pandai memasak ya, tidak semua
orang bisa seperti itu loh bu.’’
‘’Bisa ibu E ceritakan kepada saya kapan pertama
kali ibu belajar memasak, siapa dulu yang
mengajarkannya kepada ibu,
dimana?’’
‘’Bisa ibu masakan kepada saya?’’
‘’Wah...enak sekali ya bu.’’
‘’Bagaimana kalau sekarang ibu meneruskan kemampuan
seudati tersebut...’’
‘’Coba kita buat jadwal untuk
kemampuan ibu E
ini ya,berapa kali sehari/seminggu ibu mau memasak?’’
‘’Apa yang ibu E harapakan dari
kemampuan memasak
ini?’’
‘’Ada tidak hobi atau kemampuan selain
memasak?’’
Terminasi :
‘’Bagaimana perasaan ibu E setelah kita
bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan ibu E?’’
Setelah ini coba ibu E mulai
latihan menari seudati sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya dan coba ibu E ingat-ingat apa saja
obat yang selama ini ibu E
minum.’’
‘’Dua hari lagi saya akan kembali
mengunjungi ibu E
ya?’’
‘’Bagaimana kalau waktunya
seperti sekarang ini saja, setuju?’’
‘’Nanti kita akan membicarakan
tentang obat yang harus ibu E
minum,setuju?’’
|
Latihan
3. Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.
Orientasi:
‘’Assalamualikum ibu E, sesuai dengan janji
saya dua hari yang lalu,sekarang saya datang lagi.’’
‘’Bagaimana ibu E sudah ingat apa saja
obat yang selama ini ibu E
minum?’’
‘’Sesuai dengan janji kita dua
hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang ibu E minum?’’
‘’Di mana kita mau berbicara?’’
‘’Berapa lama ibu E mau kita
berbicara?’’
Kerja:
‘’ ibu E perlu minum obat ini agar pikirannya
jadi tenang,dan tidurnya juga tenang.’’
‘’Obatnya ada tiga macam ibu E, yang warnanya orenye
namanya CPZ, yang
putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP. semuanya ini harus ibu E minum 3 kali sehari, setiap jam 7 pagi, dan 7 malam.’’
‘’Bila nanti setelah minum obat
mulut ibu E terasa kering,untuk
mengatasinya ibu E
bisa negisap-isap es batu.
‘’Bila terasa mata
berkunang-kunang, ibu E
setidaknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu.’’
‘’Sebelum minum obat ini, ibu E lihat dulu label di
kontak obat. Apakah
benar nama ibu E
tertulis di sana, berapa
dosis yang harus diminum,jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar.
‘’ ibu E, obat-obat ini harus
di minum secara teratur dan kemungkinan besar harus ibu E minum dalam watu
yang lama.Sebaiknya ibu E
tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter.’’
Terminasi:
‘’Bagaimana perasaan ibu E setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang ibu E
minum?’’
‘’Setelah ini coba ibu E minum obat sesuai
dengan yang saya ajarkan tadi.’’
‘’Dua hari lagi saya akan kembali
mengunjungi ibu E
ya?’’
‘’Nanti saya akan bicara dengan suami ibu E.’’
*(dengan suami)
‘’Bagaimana pak,bisa kita ketemu
dua hari lagi untuk membicarakan cara merawat ibu E di rumah?’’
‘’Bagaiman kalau waktunya seperti
sekarang ini saja, Bapak setuju?’’
|
Latihan
4. Perawatan klien waham oleh keluarga.
Orientasi:
‘’Asalamualikum pak, sesuai dengan janji
saya dan hari yang lalu sekarang saya datang lagi.’’
‘’Bagaimana pak ,apakah sekarang
B sudah minum obat secara teratur?’’
‘’Sesuai dengan janji kita dua
hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang bagaimana
cara merawat ibu E
di rumah.’’
‘’Di mana kita mau berbicara dan
berapa lama bapak mau kita berbicara.’’
Kerja:
‘’Pak sebaiknya tidak perlu khuwatir
dalam menghadapi sikap
ibu E yang selalu menyalahkan bapak dan ibu mertua. Hal yang harus bapak lakukan
adalah setiap kali ibu
berkata seperti itu, bapak
dapat menanggapinya dengan: bapak mengerti ibu E merasa bahwa ibu E tidak disukai oleh bapak dan ibu mertua hingga
makanan ibu E dicuri, tetapi sulit
bagi bapak untuk mempercainya karna
setahu ibu mertua sudah
meninggal, bisa kita lanjutkan
pembicaraan kita tentang kemampuan-kemampuan yang pernah ibu E miliki?’’
‘’Bapak dapat bercakap-cakap
dengan ibu E
tentang kebutuhan yang diinginkan ibu E, misalnya: ibu E mempunyai kemampuan dan keinginan. Coba ceritan ke bapak, ibu E kan punya
kemampuan.....’’( sebutkan kemampuan yang pernah di miliki oleh istri).
‘’Bagaimana kalau dicoba lagi
sekarang?. “(jika istri
bersedia mencoba keluarga dapat
memberikan pujian).
“lalu bapak juga harus lebih
sering memuji ibu E
jika ia melakukan hal-hal yang baik ya.”
“hal-hal ini sebaiknya dilakukan
oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan ibu E.”
“pak, ibu E perlu minum obat ini
agar pikirannya lebih tenang,sehingga dapat tidur nyenyak.”
“obat ini harus diminum secara
teratur setiap hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter
karena akan dapat menyebabkan ibu E kambuh lagi.”
(libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien.)
Terminasi
“bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap
tentamg cara merawat ibu E
dirumah?”
“setelah ini coba Bapak lakukan
apa yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong bantu ibu E untuk minum obat
sesuai yang saya ajarkan tadi.”
“hal-hal yang perlu diperhatikan
lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh istri bapak, misalnya : ibu mengatakan bahwa ibu E tidak disukai oleh bapak dan ibu mertua hingga
makanan ibu E dicuri terus-menerus dan tidak
memperlihatkan perbaikan,menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi saya dipuskesmas
..... atau hubungi nomor ini.....
|
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:
Posting Komentar