Senin, 15 Desember 2014

LP, SP WAHAM (CURIGA)


LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG WAHAM
A.    Proses utama
       Perubahan proses pikir : waham
B.     Proses Terjadinya Masalah
      1.      Pengertian
             Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan  walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (stuart dan sudeen,1998).
             Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000).
            Waham adalah sesuatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dari latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eskternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat (keliat.1999).

2.      Tanda dan Gejala
       Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai berikut.
       ·         Menolak makan.
       ·         Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
       ·         Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
       ·         Gerakan tidak terkontrol.
       ·         Mudah tersinggung.
       ·         Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
       ·         Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
       ·         Menghindar dari orang lain.
       ·         Mendominasi pembicaraan.
       ·         Berbicara kasar.
       ·         Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.


4.      Faktor Predisposisi
       ·         Faktor Perkembangan
             Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini 
             dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien 
             menekan perasaannya sehinggga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
       ·         Faktor Sosial Budaya
             Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
      ·         Faktor Psikologis
             Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan , dapat menimbulkan ansietas dan 
             berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
       ·         Faktor Biologis
             Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau 
             perubahan pada sel kortikal dan limbik.
       ·         Faktor Genetik
5.      Faktor Prepitasi
      ·         Faktor Sosial Budaya
            Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diassingkan 
            dari kelompok.
      ·         Faktor Biokimia
            Dopamin,norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham 
            pada seseorang.
      ·         Faktor Psikologis
            Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga 
            klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
6.      Macam – macam Waham
       ·         Waham Agama
              Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak 
              sesuai dengan kenyataan.
              Contoh:
             “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.” Atau 
               klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.
      ·         Waham Kebesaran
             Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang 
             berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
             Contoh:
             “Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho...”
             “Saya punya tambang emas!”
       ·         Waham Curiga
              Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai 
              dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
             Contoh:
             “Saya tahu...semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena semua iri dengan 
               kesuksesan yang dialami saya.”
        ·         Waham Somatik
              Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, 
              diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan keyataan.
             Contoh:
            “Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan pemeriksaan 
              laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
        ·         Waham Nihilistik
              Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang 
              tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
              Contoh:
             “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.”
7.      Status Mental
      Berdasarkan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh. Tidak 
      jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika 
     dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya hanya 
     konsisten dengan isi waham.
8.      Sensori dan Kognisi
           Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, 
      dan waktu. Daya ingat atau kongnisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls pada klien 
      waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana unutk bunuh diri, membunuh, atau 
      melakukan kekerassan pada orang lain.
          Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya konteks dan limbik otak. Bisa 
     dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional 
     seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, 
     kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai 
     manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan 
     kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan 
     pada orang lain.

C.     Pohon Masalah

Effect                            Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan



Core Problem   
Perubahan Proses Pikir : Waham
           




Causa                                       Isolasi Sosial




Harga Diri Rendah Kronis




Koping Individu tidak efektif


D.    Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
      1.      Risiko tinggi perilaku kekerasan.
      2.      Perubahan proses pikir:waham.
      3.      Isolasi Sosial.
      4.      Hargadiri rendah kronis.
      5.      Koping individu tidak efektif


E.     Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan
Data Yang Perlu Dikaji
Perubahan proses pikir: waham curiga
Subjektif:
·      Klien mengatakan bahwa suaminya suka 
     berselingkuh dengan banyak wanita
·      Klien mengatakan bahwa ibu mertuanya 
     membencinya

Objektif:
·      Klien terus berbicara bahwa dia sering 
     dipukul suaminya.
·      Klien terus berbicara jika ibu mertuanya 
     suka mengambil makanan.
·      Pembicaraan klien cenderung berulang-
     ulang.
·      Isi pembicaraan tidak sesuai dengan 
     kenyataan.

F.      Diagnosis Keperawatan
      Perubahan proses pikir: waham
G.    Rencana Tindakan Keperawatan
      1.      Tindakan keperawatan pada klien
             ·      Tujuan
                  a.    Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap.
                  b.    Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
                  c.    Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar.
            ·      Tindakan
                 a.    Bina hubungan saling percaya.
                      Sebelum memulai pengkajian padda klien dengan waham, saudara harus membina 
                      hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat 
                      berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan 
                      saling percaya adalah sebagai berikut.
                      1)   Mengucapkan salam teraupetik.
                      2)   Berjabat tangan.
                      3)   Menjelaskan tujuan interaksi.
                      4)   Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.

                b.    Tidak mendukung atau membantah waham klien.
                c.    Yakinkan klien berada dalam keadaan aman.
                d.   Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
                e.    Diskusikan kebutuhan psikologi /emosional yang tidak terpenuhi karena dpaadt 
                    menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
                f.     Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan 
                    dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
                g.    Berikan pujian bila penampilan dan orientassi klien sesuai dengan realitas.
                h.    Diskusikan denganklien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat yang lalu dan 
                    saat ini.
                i.      Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
                j.      Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga 
                    menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
               k.    Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien.
                l.      Berbicara dalam konteks realitas.
              m.  Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya.
              n.    Berikan pujian yang sesuai.
              o.    Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek 
                    samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
             p.    Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi. 
2.      Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
       ·      Tujuan
            a.    Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien.
            b.    Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi 
                 oleh wahamnya.
           c.    Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal.
      ·      Tindakan Keperawatan
           a.    Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien.
           b.    Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up dan 
                keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
           c.    Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, 
               dan akibat penghentian obat).
           d.   Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.


STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah           : Perubahan proses pikir: waham curiga
Pertemuan       : ke-1 (pertama)

A.    Proses Keperawatan
      1.      Kondisi
            Klien mengatakan ia memiliki suami pekerja bangunan. Klien mengatakan suaminya suka 
            selingkuh dan memukul. Klien mengatakan ibu mertuanya suka mencuri makanan. Tatapan 
            mata klien sedih ketika bercerita sedih.
      2.      Diagnosis keperawatan
            Perubahan proses pikir: waham curiga.
      3.      Tujuan khusus/ SP1
·                  Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
            a.       Ekspresi wajah bersahabat.
            b.      Menunjukkan rasa senang.
            c.       Bersedia berjabat tangan.
            d.      Bersedia menyebutkan nama.
            e.      Ada kontak mata.
            f.       Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat.
            g.      Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
           h·       Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap.
    4.      Tindakan keperawatan.
       ·         Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
             a.       Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
             b.      Perkenalkan diri dengan sopan.
             c.       Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
             d.      Jelaskan tujuan pertemuan.
             e.       Jujur dan menepati janji.
             f.       Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya.
             g.      Beri perhatian pada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien.
       ·         Identifikasi kebutuhan klien.
       ·         Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien).
       ·         Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya.
       ·         Masukkan dalam jadwal harian klien.
B.     Strategi komunikasi dan pelaksanaan
      1.      Orientasi
             ·         Salam terapeutik
                   “Assalamualaikum perkenalkan nama saya Ayu. Saya perawat yang dinas pagi ini 
                    diruang Shinta. Saya dinas dari pukul 07.00 – 14.00. saya akan merawat Ibu hari ini. 
                    Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”  
             ·         Evaluasi/validasi
                   “Bagaimana perasaan Ibu E hari ini? Tidurnya semalam nyenyak tidak? Sekarang mas 
                    ada keluhan tidak? Ada rasa pusing tidak?”
             ·         Kontrak
                   “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu rasakan sekarang? Berapa lama ibu 
                     kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana sebaiknya kita 
                     berbincang-bincang?
2.      Kerja
“Saya mengerti ibu E merasa jika suami dan ibu mertua tidak menyukai ibu tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena ibu mertua bu E sudah tidak ada lagi. Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang terputus tadi. Tampaknya ibu kelihatan sedih, bisa ibu ceritakan apa yang membuat ibu sedih? O.. jadi ibu merasa bahwa barang-barang ibu dicuri oleh suami dan ibu mertua. Biasanya pada pukul berapa barang-barang ibu hilang? Jadi biasanya barang ibu hilang pada pukul 11.00 siang. Lalu suami ibu bekerja pada pukul berapa? Oh, jadi suami ibu bekerja pada pukul 08.00-17.00 wib. Jadi setiap hari dari pukul 08.00 – 17.00 suami berada dimana? Iya bu suami ibu pada pukul 11.00 berarti tidak dirumah ya. Ibu hobinya apa selama dirumah? O jadi ibu suka memasak. Karena Ibu E suka memasak mari kita masukan ke jadwal kegiatan sehari-hari.
3.      Terminasi
       ·         Evaluasi subjektif
             ‘’Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?’’
        ·         Evaluasi objektif
             ‘’Jadi apa saja yang kita bicarakan tadi bu? Bisakah ibu ulangi lagi yang kita bicarakan tadi
        ·         Rencana tindak lanjut
             ‘’setelah kita berbincang-bincang tadi, bagaimana kalau nanti 2 jam lagi saya datang untuk 
               bercakap-cakap tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki?’’
        ·         Kontrak yang akan datang
              a.       Topic: ‘’Bagaimana kalau nanti kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang ibu   
                     miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, ibu setuju?’’
              b.      Waktu: ‘’Kira-kira nanti kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 wib saja?
                     Sampai ketemu nanti ya.’’
              c.       Tempat: ‘’Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya?’’
Pengkajian Klien dengan Perubahan Proses Pikir: waham dalam Asuhan Keperawatan
1.      Proses pikir
[ ] Sirkumtansial
[ ] Flight of ideas
[ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Tangensial
[ ] Blocking
[ ] Pengulangan bicara
2.      Isi pikir
[ ] Obsesi
[ ] Depersonalisasi
[ ] Hipokondria
[ ] Fobia
[ ] Ide terkait
[ ] Pikiran magis
[ ] Waham
     [ ] Agama
     [ ] Curiga
     [ ] Somatik
     [ ] Nihilistik
     [ ] Kebesaran
     [ ] Siar pikir
     [ ] Sisip pikir
     [ ] Kontrol piker
Berikan tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan data pasien!

Sumber : Keliat (1999)
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji klien dengan waham.
1.      Apakah klien memilki pikiran atau isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
2.       Apakah klien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah klien cemas secara 
       berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3.      Apakah klien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4.      Apakah klien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5.      Apakah klien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6.      Apakah klien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau nkekuatan 
       dari luar?
7.      Apakah klien menyatakan bahwa  ia memilki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin 
       bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

LATIHAN FASE ORIENTASI, KERJA, DAN TERMINASI PADA SETIAP SP
Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham klien.
Orientasi:
 “Assalamualaikum perkenalkan nama saya Ayu. Saya perawat yang dinas pagi ini diruang Shinta. Saya dinas dari pukul 07.00 – 14.00. saya akan merawat Ibu hari ini. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?”  
 “Bagaimana perasaan Ibu E hari ini? Tidurnya semalam nyenyak tidak? Sekarang mas ada keluhan tidak? Ada rasa pusing tidak?”
 “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang ibu rasakan sekarang? Berapa lama ibu kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit? Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang?

Kerja:
“Saya mengerti ibu E merasa jika suami dan ibu mertua tidak menyukai ibu tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena ibu mertua bu E sudah tidak ada lagi. Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang terputus tadi. Tampaknya ibu kelihatan sedih, bisa ibu ceritakan apa yang membuat ibu sedih? O.. jadi ibu merasa bahwa barang-barang ibu dicuri oleh suami dan ibu mertua. Biasanya pada pukul berapa barang-barang ibu hilang? Jadi biasanya barang ibu hilang pada pukul 11.00 siang. Lalu suami ibu bekerja pada pukul berapa? Oh, jadi suami ibu bekerja pada pukul 08.00-17.00 wib. Jadi setiap hari dari pukul 08.00 – 17.00 suami berada dimana? Iya bu suami ibu pada pukul 11.00 berarti tidak dirumah ya. Ibu hobinya apa selama dirumah? O jadi ibu suka memasak. Karena Ibu E suka memasak mari kita masukan ke jadwal kegiatan sehari-hari.

Terminasi:
‘’setelah kita berbincang-bincang tadi, bagaimana kalau nanti 2 jam lagi saya datang untuk bercakap-cakap tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki?’’
 ‘’Bagaimana kalau nanti kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang ibu miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, ibu setuju?’’
 ‘’Kira-kira nanti kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00 wib saja? Sampai ketemu nanti ya.’’
 ‘’Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya?’’
 ‘’Nah nanti coba ibu ingat-ingat apa saja hobi dan kegemaran ibu.’’

Latihan 2. Memberikan tindakan keperawatan: waham.
Orientasi:
‘’Assalmualaikum ibu E, sesuai dengan janji saya tadi sekarang saya datang lagi.’’
‘’Apakah ibu sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu?’’
‘’Bagaimana kalau kita bicarakan tentang hobi tersebut sekarang?’’
‘’Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi tersebut?’’
‘’Berapa lama kita mau berbincang-bincang tentang hal tersebut?’’

Kerja:
‘’Apa saja hobi ibu E?’’
‘’Wah... rupanya ibu E pandai memasak ya, tidak semua orang bisa seperti itu loh bu.’’
‘’Bisa ibu E ceritakan kepada saya kapan pertama kali ibu belajar memasak, siapa dulu yang mengajarkannya kepada ibu, dimana?’’
‘’Bisa ibu masakan kepada saya?’’
‘’Wah...enak sekali ya bu.’’
‘’Bagaimana kalau sekarang ibu meneruskan kemampuan seudati tersebut...’’
‘’Coba kita buat jadwal untuk kemampuan ibu E ini ya,berapa kali sehari/seminggu ibu mau memasak?’’
‘’Apa yang ibu E harapakan dari kemampuan memasak ini?’’
‘’Ada tidak hobi atau kemampuan selain memasak?’’

Terminasi :
‘’Bagaimana perasaan ibu E setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan ibu E?’’
Setelah ini coba ibu E mulai latihan menari seudati sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya dan coba ibu E ingat-ingat apa saja obat yang selama ini ibu E minum.’’
‘’Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu E ya?’’
‘’Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, setuju?’’
‘’Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus ibu E minum,setuju?’’


Latihan 3. Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.
Orientasi:
‘’Assalamualikum ibu E, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu,sekarang saya datang lagi.’’
‘’Bagaimana ibu E sudah ingat apa saja obat yang selama ini ibu E minum?’’
‘’Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang ibu E minum?’’
‘’Di mana kita mau berbicara?’’
‘’Berapa lama ibu E mau kita berbicara?’’

Kerja:
‘’ ibu E perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,dan tidurnya juga tenang.’’
‘’Obatnya ada tiga macam ibu E, yang warnanya orenye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP. semuanya ini  harus ibu E minum 3 kali sehari, setiap jam 7 pagi, dan 7 malam.’’
‘’Bila nanti setelah minum obat mulut ibu E terasa kering,untuk mengatasinya ibu E bisa negisap-isap es batu.
‘’Bila terasa mata berkunang-kunang, ibu E setidaknya  istirahat dan jangan beraktivitas dulu.’’
‘’Sebelum minum obat ini, ibu E lihat dulu label di kontak obat. Apakah benar nama ibu E tertulis di sana, berapa dosis yang harus diminum,jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar.
‘’ ibu E, obat-obat ini harus di minum secara teratur dan kemungkinan besar harus ibu E minum dalam watu yang lama.Sebaiknya ibu E tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.’’

Terminasi:
‘’Bagaimana perasaan ibu E setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang ibu E minum?’’
‘’Setelah ini coba ibu E minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi.’’
‘’Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu E ya?’’
‘’Nanti saya akan bicara dengan suami ibu E.’’
*(dengan suami)
‘’Bagaimana pak,bisa kita ketemu dua hari lagi untuk membicarakan cara merawat ibu E di rumah?’’
‘’Bagaiman kalau waktunya seperti sekarang ini saja, Bapak setuju?’’

Latihan 4. Perawatan klien waham oleh keluarga.
Orientasi:
‘’Asalamualikum pak, sesuai dengan janji saya dan hari yang lalu sekarang saya datang lagi.’’
‘’Bagaimana pak ,apakah sekarang B sudah minum obat secara teratur?’’
‘’Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang bagaimana cara merawat ibu E di rumah.’’
‘’Di mana kita mau berbicara dan berapa lama bapak mau kita berbicara.’’

Kerja:
‘’Pak sebaiknya tidak perlu khuwatir dalam menghadapi sikap ibu E yang selalu menyalahkan bapak dan ibu mertua. Hal yang harus bapak lakukan adalah setiap kali ibu berkata seperti itu, bapak dapat menanggapinya dengan: bapak mengerti ibu E merasa bahwa ibu E tidak disukai oleh bapak dan ibu mertua hingga makanan ibu E dicuri, tetapi sulit bagi  bapak untuk mempercainya karna setahu ibu mertua sudah meninggal, bisa kita lanjutkan pembicaraan kita tentang kemampuan-kemampuan yang pernah ibu E miliki?’’
‘’Bapak dapat bercakap-cakap dengan ibu E tentang kebutuhan yang diinginkan ibu E, misalnya: ibu E mempunyai kemampuan  dan keinginan. Coba ceritan ke bapak, ibu E kan punya kemampuan.....’’( sebutkan kemampuan yang pernah di miliki oleh istri).
‘’Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?. “(jika istri bersedia mencoba keluarga dapat memberikan pujian).
“lalu bapak juga harus lebih sering memuji ibu E jika ia melakukan hal-hal yang baik ya.”
“hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan ibu E.”
“pak, ibu E perlu minum obat ini agar pikirannya lebih tenang,sehingga dapat tidur nyenyak.”
“obat ini harus diminum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan ibu E kambuh lagi.”
(libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien.)

Terminasi
“bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentamg cara merawat ibu E dirumah?”
“setelah ini coba Bapak lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong bantu ibu E untuk minum obat sesuai yang saya ajarkan tadi.”
“hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh istri bapak, misalnya : ibu mengatakan bahwa ibu E tidak disukai oleh bapak dan ibu mertua hingga makanan ibu E dicuri terus-menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan,menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi saya dipuskesmas ..... atau hubungi nomor ini.....



                    

DAFTAR PUSTAKA

*      Keliat, B .A. 1999.Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
*      Keliat, Budi Anna, dan Akemat. (Editor). 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa ( MPKP Jiwa). Kerja sama WHO perwakilan Indonesia dan FIK UI,
*      Keliat, Budi Anna, dkk. (Editor). 2005. Modul Basic Course Community Mental Health Nursing (CMHN).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar