Senin, 15 Desember 2014

ASKEP PREEKLAMPSI BUMIL


BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2001, menurut National Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan (2003) melaporkan bahwa hampir 16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di Amerika Serikat dari tahun 1991 - 1997 adalah akibat dari komplikasi-komplikasi hipertensi yang berhubungan dengan kehamila.
Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif  pada sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan end organ lainnya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   DEFINISI PREEKLAMPSI
Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli :
1.      Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba,  1998 ).
2.      Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
3.      Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
4.      Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).

http://nursingbegin.com/wp-content/uploads/2011/07/askep-preeklampsia.jpg


B.    ETIOLOGI/ PENYEBAB
Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu :
·         Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa.
·         Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
·         Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
·         Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.



C.   FAKTOR PREDISPOSISI PREEKLAMPSIA
·         Molahidatidosa
·         Diabetes mellitus
·         Kehamilan ganda
·         Hidropfetalis
·         Obesitas
·         Umur yang lebih dari 35 tahun

D.   KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :

Preeklampsia Ringan :
1.      Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2.       Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu.
3.      Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.

Preeklampsia Berat
1.      Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2.      Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3.      Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
4.      Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
5.      Terdapat edema paru dan sianosis.

E.    PATHOFISIOLOGIS PREEKLAMPSIA
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

F.    MANIFESTASI KLINIS PREEKLAMPSIA
a)      Pertambahan berat badan yang berlebihan
b)      Edema
c)      Hipertensi
d)     Proteinuria
e)      Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah

G.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.     Pemeriksaan Laboratorium
a.      Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
·        Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%
·        Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol%
·        Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
b.     Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c.       Pemeriksaan Fungsi hati
·         Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
·         LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
·         Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
·         Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml )
·         Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l )
·         Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
d.      Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
2.      Radiologi
a.       Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.

b.      Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.

H.   DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
• Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria
• Gejala subyektif : sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, diplopia; mual dan muntah.
• Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang
• Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium



I.      Pencegahan Preeklampsia
1.     Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (preeklampsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
2.     Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsi kalau ada faktor-faktor predisposisi.
3.     Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.

J.     KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain:
Pada Ibu
a)      Eklampsia
b)      Solusio plasenta
c)      Pendarahan subkapsula hepar
d)     Kelainan pembekuan darah ( DIC )
e)      Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )
f)       Ablasio retina
g)      Gagal jantung hingga syok dan kematian.

Pada Janin
a)      Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b)      Prematur
c)      Asfiksia neonatorum
d)     Kematian dalam uterus
e)      Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal





BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Scenario:
Ibu hamil berusia 36 tahun G1P0A0 hamil 32 minggu, berat badan 80 kg (BB sebelum hamil 50 kg), wajah, tangan dan kaki tampak udema. Mengeluh lemas, headanche, sering mual dan kadang-kadang muntah, sesak nafas terutama dengan posisi tidur terlentang. Pemeriksaan klinis didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg peningkatan tekanan darah terjadi sejak usia kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan urine tamping didapatkan 350 mg/24 jam. Proteinuria 5 g/24 j, HB : 9 mg/dl. Pemeriksaan reflex patela menunjukan hasil hiperekstensi. Tidak terdapat riwayat tekanan darah tinggi  pada penderita sejak sebelum kehamilan. Klien pernah melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali yaitu pada saat terjadi menstruasi dan pada usia kehamilan 20 minggu. Hal ini karena kesibukannya sebagai karyawan swasta dengan jam kerja : 07.00 WIB dan suaminya bekerja di luar kota, pulang setiap 1 bulan sekali.

A.   Pengkajian
IDENTITAS KLIEN
Nama               : Ny. Y
Umur               : 36 tahun
Alamat                        : Pundung
Agama             : Islam
Pendidikan      : SD

Ds :
Do:
-          Ps mengatakan mengeluh lemas, sakit kepala, sering mual
-          Pasien mengeluh  kadang-kadang muntah
-          Pasien mengeluh pasien sesak nafas terutama saat posisi tidur terlentang
-          Protein uria 5g/24 jam
-          TD 150/110 mmHg
-          HB 9mg/dl
-          Urin tampung 350/24jam
-          Wajah Kaki dan tangan tanpak udem
-          BB 80 kg
-          Reflek patela hyperextension




B.    Analisa Data

Data fokus
Masalah
Etiologi
DS :
-          Ps mengatakan mengeluh lemas sering mual
-          Pasien mengeluh  kadang-kadang muntah
Do : -
Mual
kehamilan
Ds :
-           Ps mengatakan mengeluh lemas, sakit kepala
-          Pasien mengeluh pasien sesak nafas terutama saat posisi tidur terlentang

Do :
-          TD 180/110 mmHg
-          HB 9mg/dl

Gangguan pertukaran gas
Ventilasi perfusi
Ds :
-          Ps mengatakan mengeluh lemas, sakit kepala, sering mual

Do :
-          TD 180/110 mmHg

Intoleran aktivitas
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

PRIOTAS MASALAH

1.      Gangguan pertukaran gas b.d Ventilasi perfusi
2.      Mual b.d kehamilan
3.      Intileran aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


        Diagnosa
Tujuan
Intervensi
implementasi
Gangguan pertukaran gas b.d Ventilasi perfusi

Setelah dilakukan keperawataselama 4x24 jam diharapkan masalah gangguan pertukaran gas dapat teratasi dengan kriterian hasil :

1.      Status respirasi :Pertukaran gas
-          Menunjukan adanya peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang kuat

2.      TTV
-          TTV dalam rentang normal

Menejemen jalan nafas
-          Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
-          Monitir respirasi dan status O2

Monitoring respirasi :
-          Monitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi
Menejemen jalan nafas
-          Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
-          Memonitir respirasi dan status O2
Monitoring respirasi :
Memonitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha respirasi
Mual b.d kehamilan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24jam mual pasien teratasi dengan kriteria hasil :

1.status nutrisi
- melaporkan bebas dari mual
- mengidentifikasi hal-hal yang mengurangi mual
- nutrisinya seimbang

2.status hidrasi
-hidrasi kulit membra mukosa baik
-urin aoutput normal
-TD normal


Nausea menejemen
-          tanyakan kepada pasien penyebab mual
-          obserfasi asupan makan dan cairan
-          ajarkan tehnik relaksasi dan bantu pasien menggunakan tehnik tersebut pada saat makan
-          pada saat mual mereda anjurkan pasien makan makanan yang lebih

Manajemen cairan
-          berikan terapi IV anjuran
-          pantau TTV
-          hitung asupan kalori setiap hari

Nausea menejemen
-          Menanyakan kepada pasien penyebab mual
-          Mengorbserfasi asupan makan dan cairan
-          Mengajarkan tehnik relaksasi dan bantu pasien menggunakan tehnik tersebut pada saat makan
-          Menganjurkan pasien makan makanan yang lebih, pada saat mual mereda

Manajemen cairan
-          Memberikan terapi IV anjuran
-          Memantau TTV
-          Menghitung asupan kalori setiap hari


Intoleran aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawan selama 3x24 jam intoleran aktivitas pasien teratasi dengan kriteria hasil :
1.      Energy Conservative:
-          Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tek darah, RR, nadi

2.      Activity Tolerance:
-          Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
-          Tanda-tanda vital normal
-          Energy psikomotor
-          Level kelemahan
3.      Self care: ADLs:
-          Status kardio pulmonary adekuat
-          Sirkulasi status baik
-          Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat

Activity Theraphy:
1.      Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic program rencana terapi yang tepat
2.      Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3.      Bantu klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social
4.      Bantu paien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
5.      Monitor respons fisik, emosi, social dan spiritual
Activity Theraphy:
1.      Mengkolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic program rencana terapi yang tepat
2.      Membantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3.      Membantu klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social
4.      Membantu paien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
5.      Monitor respons fisik, emosi, social dan spiritual






BAB IV
PENUTUP
Faktor risiko pada preeklamsi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor risiko maternal, faktor risiko medikal maternal, dan faktor risiko plasental atau fetal.
Sebab potensial yang mungkin menjadi penyebab preeklamsi adalah invasi trofoblastik abnormal pembuluh darah uterus, intoleransi imunologis antara jaringan plasenta ibu dan janin, maladaptasi maternal pada perubahan kardiovaskular atau inflamasi dari kehamilan normal, faktor nutrisi, dan pengaruh genetik.
Anti hipertensi diberikan bila tekanan diastol mencapai 110 mmHg. Tujuan utama pemberian obat anti hipertensi adalah menurunkan tekanan diastolik menjadi 90-100 mmHg.






DFTAR PUSTAKA
  1. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K, Hypertensive Disorders in Pregnancy, dalam William Obstetrics, edisi ke-22,  New York: McGraw-Hill, 2005 : 761-808
  2. Mariam siti, Makalah pre-eklampsia, 14 april 2013, diakses tanggal 7 november 20014 dari, http://sitimaryamhsb.makalah-pre-eklamsia.html
  3. Gopar adul, pdf.Preeklampsi, 12 mey 2012, diakses tanggal 7 november 20014 dari, http://adulgopar.files.wordpress.com/preeklampsia.pdf
  4. Prawirohardjo S, Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam Ilmu Kebidanan, edisi ke-3, Wiknjosastro H, Saifuddin A, Rachimhadhi T, penyunting, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,  2005: 281-301
  5. http://preeklamsia.blogspot.com/2013/07/makalah-preeklamsia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar