Ketika sedihku dan bahagiaku bersatu, aku tidak akan bisa
membedakannya. Hanyalah sebuah keputusan yang akan membuatku menentukan respon
di dalam keadaan demikian, tertawa atau menangis. Bahkan kadang ada yang
menangis sambil tertawa ketika terlalu senang, bukan? Tetapi jarang ditemui
menagis sambil tertawa bila sudah terlalu sedih. Ada pun pasti pemikiran kita
langsung tertuju bahwa anak ini sedang "sakit".
Hari yang indah dimana akal, naluri, dan lisanku
masih bisa bersyukur terhadap segala karunia yang Rabb-ku berikan. Hari dimana
meskipun ada hal-hal yang membuatku sedih namun aku masih bisa berucap dengan
sadar, bahwa inilah hidup. Menuliskannya didalam beberapa alinea, agar aku
selalu ingat bahwa hidup itu memiliki dinamika dan aku telah melewati beberapa
diantaranya. Karena jelas hidup itu berputar seirama dengan perputaran
matahari, perputaran bumi, perputaran bulan mengelilingi bumi, perputaran bumi
bersama bulan mengelilingi matahari, hingga pada perputaran antar galaksi.
Semuanya berotasi seperti roda. Dan kita pun tahu bahwa satu sisi roda kadang
letaknya dibawah dan diwaktu yang lain letaknya naik diatas. Semuanya berputar
sesuai iramanya dan mengantarkan aku kedalam batas yang disebut kedewasaan.
Semakin bisa mengendalikan diri didalam perputaran roda, semakin cepat
kedewasaan datang kepada kita. Karena itu tandanya kita sudah bisa
mengatur diri sendiri. Sehingga apapun yang kelak dilakukan tidak bersinggungan
dengan kepentingan manusia sekitar.
Hidup ini nyatanya unik dengan segala macam
kompleksnya realita, belum lagi jika dibumbui naik turunnya kualitas iman.
Jujur tidak ada yang lebih menyakitkan dari runtuhnya ideologi anak muda yang
kalah dengan realita dunia. Banyak teman-teman yang aku temui ketika ideologi
mereka runtuh lantas mereka menyerah, mengaku kalah, menutup diri, hilang dari
peradaban bahkan yang lebih mirisnya berkeras hati mencari pembenaran atas
keyakinan mereka yang salah. Virus ini makin kesini dikenal dengan sebutan
"Syndrome Galau Akut". Calon-calon orang hebat di masa kini sangat
jarang terhindar dari virus ini. Apalagi semakin besar beban tanggung jawab
yang dititik berat di pundak mereka maka makin riskan seseorang terkena
virus-virus kegalauan. Pada intinya aku selalu meyakinkan diriku bahwa semakin
besar kesulitan anak muda, semakin sering kesedihan hidup menghampirinya dan
semakin kokoh hatinya untuk bergerak dan menumbuhkan harapan baru, maka itu
semua akan berbanding lurus dengan kepastian suksesnya kelak di masa depan.
Maka untuk kalian yang sedang bersedih diwaktu
sekarang ini. Diam-diam membaca tulisan ini dan meresapi tiap arti tersirat
didalamnya. Mulai dari sekarang mari bersama-sama bergerak dan membatasi waktu
sedih. Hidup adalah pergerakan. Dimana satu kejadian dengan kejadian lainnya
hanyalah mozaik dipapan puzzel yang harus dihubungkan dengan cara dipindah dari
satu tempat ke tempat lain. Bukankah rata-rata orang pun berpendapat bahwa
sukses itu adalah ketika sudah berhenti berkarya lalu menengok hasil yang
dikerjakan dan mendapati telah selesai dengan sempurna?
Dua puluh satu tahun menjalani kehidupan yang Tuhan titipkan. Maka sekali lagi aku harus terus bergerak. Bersinergi dengan perputaran kehidupan. Mempersingkat waktu sedih. Bertumbuh serta menjadi pribadi yang memiliki kedewasaan. Dan menjadi khalifah yang bermanfaat untuk umat. Karena: Aku bergerak aku akan hidup, Aku diam aku tertinggal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar