Skizofrenia adalah penyakit neurologis/ gangguan kejiwaan yang mempengaruhi fungsi otak, fungsi normal kognitif, emosional, dan tingkah laku. Gangguan jiwa psikotik ini mempunyai ciri:
- Hilangnya perasaan afektif (respon emosional)
- Delusi/ Waham (keyakinan diri yang salah)
- Halusinasi (persepsi tanpa adanya rangsang pada panca indera)
- Gejala Negatif
Tanda dan Gejala.
Tanda peringatan dini dari Skizofrenia - Penarikan sosial
- Permusuhan atau kecurigaan
- Gangguan Personal Hygiene
- Flat, tatapan mata kosong tanpa emosi
- Ketidak mampuan menangis/ mengekpresikan sukacita
- Depresi
- Oversleeping/ Imsomnia
- Pernyataan yang aneh/ tidak rasional
- Pelupa/ tidak mudah konsentrasi
- Reaksi kuat pada kritikan
- Aneh dalam penggunaan kata-kata cara berbicara
- Gejala Positif = Pada kebanyakan orang tidak ada tapi pada penderita justru muncul
(Waham, Halusinasi, Gangguan pikiran, Bicara kacau, Perilaku aneh)
- Gejala Negatif = Menurunnya/ tidak ada perilaku tertentu pada penderita (Afek datar, Alogia, Avoliasi/apatis, Anhedonia/asosial, Defisit perhatian)
- Gejala lainnya = Disebut juga disorganisasi. Penderita menunjukan perilaku aneh. Seperti berpose dan menahan dalam jangka waktu tertentu.
Etiologi.
Faktor Predisposisi yang menyebabkan seseorang menderita Skizofrenia, antara lain:
- Genetik : Pada anak kembar 1 telur (monozigot) resiko terkena sakit setelah dilakukan penelitian sangat tinggi, rasio 61%-80%. Resiko menderita juga makin tinggi bila didapati banyak anggota keluarga yang mengalami Skizofrenia.
- Biokimia :Adanya ketidak seimbangan kimiawi di otak (Neurotransmitter), yang fungsinya sendiri untuk komunikasi neuron yang satu dengan yang lainnya. Para ahli meyakini Skizofrenia terjadi akibat aktivitas Neurotransmitter dopamine yang berlebihan pada bagian otak tertentu.
- Psikologis dan sosial : adanya trauma yang berifat kejiwaan, hubungan orang tua dan anak yang tidak menguntungkan, interaksi dalam keluarga yang tidak mendukung, ketidakmampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial bisa mengakibatkan seseorang menderita Skizofrenia. Pada teori sebelumnya banyak yang menyalahkan keluarga atas penyebab gangguan ini. Akibatnya kepercayaan keluarga terhadap tenaga medis berkurang. (Stuart, 2005)
- SosioBudaya : Stress yang menumpuk dapat menunjang resiko terkena gangguan psikotik ini. Tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama.
Sementara Stressor pencetus/ faktor pencetusnya adalah:
- Biologis, berhubungan dengan respon Neurobiologis maladaptif (gangguan komunikasi, feedback, yang menghambat pengaturan proses informasi)
- Lingkungan
- Pemicu gejala
- Penilaian Stressor
- Sumber koping
- Mekanisme Koping